Rabu 11 Mar 2020 01:00 WIB

Hamil, Remaja Putri Rentan Alami Risiko Kesehatan

Hamil di usia remaja, perempuan menghadapi sejumlah risiko kesehatan.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Hamil di usia remaja, perempuan menghadapi sejumlah risiko kesehatan. (Ilustrasi)
Foto: Pixabay
Hamil di usia remaja, perempuan menghadapi sejumlah risiko kesehatan. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus kehamilan di luar nikah di Indonesia angkanya cukup banyak. Hal ini bahkan dialami oleh mereka yang masih berusia remaja.

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 menyebutkan bahwa sebanyak tujuh persen perempuan usia muda umur 15 sampai 19 tahun sudah menjadi ibu. Lima persen dari perempuan tersebut sudah melahirkan serta dua persen lainnya sedang mengandung anak pertama.

Baca Juga

Apa sebenarnya risiko bila wanita hamil di usia remaja? Dr Dinda Derdameisya SpOG menjelaskan, ada sejumlah risiko kesehatan yang membayangi.

Anemia

Biasanya anak-anak yang masih remaja sudah hamil cenderung mengalami anemia. Ini merupakan kondisi tubuh kekurangan zat besi.

Wanita lebih lebih rentan anemia daripada pria karena mereka kehilangan zat besi selama periode menstruasi dan membutuhkan lebih banyak zat tersebut saat hamil atau menyusui. Konsekuensi anemia pada kehamilan mengkhawatirkan.

"Hemoglobin (Hb) atau sel darah merahnya kurang," ujar Dinda yang dokter spesialis kebidanan dan kandungan.

Soal anemia, dalam kesempatan terpisah, dr Yustina Anie SpGK menjelaskan bahwa bukan hanya menstruasi yang membuat remaja putri berisiko anemia. Kalau mereka makannya tidak cukup lalu tidak minum tablet tambah darah, anemia bisa melanda.

Selain itu, prevalensi terbesar anemia terjadi pada wanita hamil, yakni 37 persen. Karena makan kurang, pengeceran darah, makanya terjadi anemia. Yustina pun merekomendasikan agar perempuan minum tablet penambah darah semasa kehamilan.

Infeksi

Selain itu, wanita yang hamil di usia remaja juga rentan infeksi karena kemampuan menjaga kebersihan dirinya masih kurang. Mereka belum begitu paham cara menjaga area kewanitaannya.

Prematur

Dokter Dinda mengatakan kehamilan di usia remaja sangat rentan persalinan prematur. Kenapa? Karena biasanya tidak dipersiapkan dengan baik.

"Mereka itu jiwanya masih jiwa anak-anak. Jadi risiko melahirkan bayi prematur atau bayi kecil dengan ibu anemia pasti akan menghasilkan bayi yang kualitasnya yang tidak sebaik seperti yang dipersiapkan," ujarnya.

Jadi sebaiknya hamil yang tepat di usia berapa? Dokter mengatakan sebaiknya wanita hamil di usia yang tepat secara kematangan organ reproduksi, yakni antara 20 sampai 35 tahun.

"Kalau dilihat dari kemampuan finansial usia 25 tahun, karena perempuan mulai kerja, lebih mantap," ujar dokter Dinda yang praktek di Rumah Sakit Brawijaya, Jakarta Selatan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement