Rabu 11 Mar 2020 13:16 WIB

Ilmuwan Temukan Ada Jejak Planet Lain di Bebatuan di Bulan

Ilmwuan menemukan batuan di bulan miirp seperti apa yang ada di planet Theia.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Bulan purnama(AP/Ted S. Warren)
Foto: AP/Ted S. Warren
Bulan purnama(AP/Ted S. Warren)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Bagaimana bulan terbentuk? Pertanyaan ini masih menjadi bahan diskusi para ilmuwan. Namun, temuan baru-baru ini menyebutkan ada teori baru yang mungkin menjadi jawaban dari pertanyaan tersebut.

Ilmuwan dari University of New Mexico mengatakan bulan bisa jadi merupakan hasil tabrakan dari plenet bernama Theia yang menabrak bumi pada sekitar 4,5 miliar tahun lalu.

Baca Juga

Apa dasar dari kesimpulan ini? Jejak planet seukuran Mars bernama Theia telah ditemukan di bebatuan bulan. Ini membuktikan teori lama bahwa Bulan terbentuk dari material yang dikeluarkan setelah Theia bertabrakan dengan Bumi miliaran tahun yang lalu.

Para peneliti dari University of New Mexico memeriksa isotop oksigen di bebatuan Bulan yang dibawa kembali ke Bumi oleh para astronot Apollo. Mereka menemukan isotop oksigen, indikator asal materi, yang sedikit berbeda dengan yang ditemukan di batuan Bumi. Ilmuwan menduga isotop itu berasal dari Theia.

Tim peneliti belum meramalkan secara tepat bagaimana Bulan terbentuk atau bagaimana dampak terjadi. Namun, mereka mengatakan temuan itu dapat membantu orang lain membuat teori yang lebih rinci.

Studi sebelumnya tentang batuan bulan yang dikembalikan ke Bumi oleh para astronot Apollo menemukan bahwa mereka batuan sepenuhnya identik dengan yang ada di Bumi. Namun, tim New Mexico menemukan hal yang berbeda.

Mereka memodifikasi teknik analisis isotop standar untuk mendapatkan pengukuran presisi isotop oksigen yang lebih tinggi dari biasanya. Studi sebelumnya rata-rata bersama pengukuran semua sampel. Mereka memeriksa sampel batuan yang dikumpulkan dari sejumlah situs bulan yang berbeda dan dengan basal titanium tinggi dan rendah.

Tim New Mexico mengambil pendekatan yang berbeda dan mendapat hasil yang mengejutkan.  Eric Cano, salah seorang anggota tim mengklaim metode ini dapat menghasilkan pengukuran yang lebih tepat dari masing-masing batu daripada yang telah dilakukan sebelumnya.

Tim juga jenis batuan dan di mana batuan itu ditemukan dan menemukan variasi yang sangat besar. "Sementara batuan Bumi menempati kisaran yang sangat sempit dari komposisi isotop oksigen, sampel bulan menunjukkan hampir tiga kali variabilitas itu," kata Erick Cano dari University of New Mexico.

Dia menggatakan, pada penelitian sebelumnya, biasanya semua sampel bulan disatukan secara keseluruhan. Nilai rata-rata dari semua sampel bulan yang diukur dalam penelitian ini diambil sebagai nilai untuk bulan.

Tim menemukan bahwa batu bulan dari bagian terdalam bulan menunjukkan variasi tingkat isotop oksigen yang paling tinggi, dibandingkan dengan batu dari Bumi. Cano mengatakan bahwa batu-batu ini bisa jadi yang paling mewakili komposisi asli Theia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement