Kamis 12 Mar 2020 04:13 WIB
Pembantaian Umat Islam Eropa

Genosida kepada Muslim Bosnia, Harga Sebuah Kemerdekaan

Ribuan Muslim Bosnia dibantai oleh Laskar Republik Srpska Scorpion

Rep: Ali Mansur/ Red: Karta Raharja Ucu
Monumen kuburan masal Muslim Bosnia di Srebrenica.(businessinsider.sg)
Foto: businessinsider.sg
Monumen kuburan masal Muslim Bosnia di Srebrenica.(businessinsider.sg)

REPUBLIKA.CO.ID, Di era modern pembantaian terhadap Umat Islam juga terjadi di Benua Eropa, kali peristiwa memilukan terjadi di Semenanjung Balkan. Sejak 1992 hingga 1995 Umat Islam di Bosnia Bosnia-Herzegovina dibantai secara sadis oleh tentara Serbia dan tentara nasional Yugoslavia atau Jugoslavenska Narodna Armija (JNA).

Puncaknya pada 11 Juli 1995 terjadi genosida terhadap ribuan Muslim Bosnia yang dikenal dengan pembantaian Srebrenica (disebut juga Genosida Srebrenica). Bahkan mantan sekjen PBB, Kofi Annan menyebut peristiwa tragedi Srebrenica merupakan pembantaian paling sadis di Eropa pasca-Perang Dunia II.

Pelaku pembantaian Sebrenica adalah laskar Republik Srpska Scorpion di bawah pimpinan komandan militer Serbia Bosnia Ratko Mladic. Pembantaian Sebrenica sendiri merupakan puncak dari konflik yang mendera negara pecahan Yugoslavia tersebut sejak 1992.

photo
Identifikasi jenazah pembantaian Muslim Bosnia. - (businessinsider.sg)

Ini juga adalah bagian dari rentetan turbulensi politik dan militer yang mendera Yugoslavia, uni pro-komunisme yang mewadahi delapan negara, termasuk Bosnia-Herzegovina sejak akhir PD-II. Pada 1 Maret 1992, Bosnia Herzegovina menyatakan kemerdekaannya dari Yugoslavia, tapi Serbia bersama induk semangnya, Yugoslavia tidak terima referendum tersebut.

Baca Juga: Ratu Isabella di Balik Lenyapnya Islam di Granada

Sebelumnya, tentara Serbia dan JNA melakukan pembantain, dan membakar rumah-rumah di wilayah Bratunac yang juga mayoritas penduduknya adalah Muslim. Setidaknya, sebanyak 1.156 warga Bratunac tewas, sementara lainnya dipaksa mengungsi ke Srebrenica, yang merupakan kota kecil yang terletak di ujung timur Bosnia-Hezergovina.

Sebenarnya sejak April 1993, kawasan Sebrenica sebagai wilayah proteksi PBB. Namun Tentara Serbia tidak mengindahkan penetapan PBB tersebut.

Hari-hari mencekam pun terjadi. Pada 4 Juni 1995, para tentara penjaga perdamaian dari PBB tidak dapat mencegah masuknya laskar Republik Srpska Scorpion di bawah komando Mladic. Pada 6 Juli, pasukan Serbia berhasil memasuki kamp-kamp pengungsian. Akibatnya secara leluasa mereka menganiaya, memperkosa, membunuh dengan kejam, tidak hanya pada laki-laki dan wanita dewasa, anak-anak pun tidak luput dari pemusnahan etnis tersebut.

Laporan Pengadilan Kejahatan Internasional untuk Pecahan Yugoslavia (ICTY) menyampaikan pada 11 Juli 1995 pembantaian dimulai dengan cara memisahkan laki-laki berumur 12-77 tahun. Hal ini dilakukan agar korban bisa dipisahkan dari para perempuan, orang tua, atau keluarganya.

Para korban dipaksa berbaris di pinggiran lubang yang dijadikan kuburan massal, lalu ditembak satu per satu di bagian belakang kepala. Orang tua, muda, anak-anak bahkan bayi dibantai secara sadis.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement