Kamis 12 Mar 2020 07:27 WIB

Studi: Tak Bahaya Membiarkan Bayi Menangis

Tak mengapa jika orang tua tidak buru-buru menenangkan bayinya yang menangis.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Bayi menangis. Tak mengapa jika orang tua tidak buru-buru menenangkan bayinya yang menangis.
Bayi menangis. Tak mengapa jika orang tua tidak buru-buru menenangkan bayinya yang menangis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menangis adalah salah satu cara komunikasi bagi bayi. Saat mendengar bayi menangis, orang tua maupun pengasuh niscaya segera menghampiri dan berusaha menenangkannya.

Faktanya, sebuah studi terbaru dari University of Warwick Inggris menemukan bahwa membiarkan bayi menangis sendirian tidak memiliki dampak buruk apapun bagi perkembangan bayi di masa depan. Untuk sampai pada kesimpulan ini, para ahli mempelajari 178 bayi dan orang tua atau pengasuh mereka.

Baca Juga

Ahli menanyai orang tua tentang frekuensi tangisan bayi ketika baru lahir hingga bayi berusia 18 bulan. Perkembangan perilaku bayi dan keterikatan pada orang tua juga dinilai.

Para peneliti menemukan bahwa ketika baru lahir, bayi jarang menangis sambil menjerit. Namun, saat bayi beranjak usia 18 bulan, ia akan mulai menangis dengan menjerit.

Tim menemukan bahwa membiarkan bayi menangis sendirian tidak berpengaruh pada keterikatan bayi-ibu. Para ahli juga menilai, bayi yang dibiarkan menangis sendirian dengan bayi yang terus-menerus ditenangkan memiliki perkembangan perilaku yang sama saat mereka berusia 18 bulan.

Prof Dieter Wolke dari University of Warwick yang memimpin penelitian mengatakan, membiarkan bayi menangis sendirian memberi kesempatan kepada bayi untuk mengatur dirinya sendiri. Menurut dia, sebagian besar orangtua secara intuitif akan beradaptasi dengan tangisan dan kebutuhan bayi mereka.

"Orang tua harus menunggu beberapa saat sebelum turun tangan menenangkan bayi. Membiarkan bayi menangis sama dengan memberi kesempatan untuk belajar mengatur dirinya sendiri," kata Wolke seperti dilansir The Sun, Kamis (12/3).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement