Kamis 12 Mar 2020 11:07 WIB

Ilmuwan Amati Hujan Besi di Planet Luar Tata Surya

Planet ini memiliki suhu yang sangat tinggi hingga cukup untuk menguapkan logam.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Eksoplanet. ilustrasi
Foto: reuters
Eksoplanet. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peneliti menggunakan Very Large Telescope (VLT) ESO telah mengamati sebuah planet ektrem tempat yang diduga terdapat fenomena hujan besi terjadi. Eksoplanet (planet ekstrasurya) raksasa yang sangat panas memiliki sisi hari, di mana suhu naik di atas 2.400 derajat celcius, yang cukup tinggi untuk menguapkan logam. Angin kencang membawa uap besi ke sisi malam yang lebih dingin, di mana ia mngembun menjadi tetesan besi.

"Orang bisa mengatakan bahwa planet ini mendapat hujan di malam hari, kecuali hujan besi," kata David Ehrenreich, seorang profesor di Universitas Jenewa di Swiss, dilansir Tech Explorist, Kamis (12/3).

Baca Juga

Ehrenreich memimpin sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature, dari planet ekstrasurya yang eksotis. Eksoplanet dikenal sebagai WASP-76b, terletak sekitar 390 tahun cahaya di konstelasi Pisces.

Fenomena aneh ini terjadi karena hujan besi di eksoplanet hanya pernah menunjukkan satu wajah, yaitu di siang hari, sementara malam hari tetap gelap. Seperti Bulan pada orbitnya di sekitar Bumi, WASP-76b butuh waktu untuk memutar di sekitar porosnya seperti halnya mengelilingi bintang.

Pada siang, WASP-76b  menerima ribuan kali lebih banyak radiasi dari bintang induknya dibandingkan Bumi dari Matahari. Ini sangat panas, sehingga molekul terpisah menjadi atom, dan logam seperti besi menguap ke atmosfer.

Perbedaan suhu yang ekstrem antara sisi siang dan malam menghasilkan angin kencang yang membawa uap besi dari sisi siang hari yang sangat panas ke sisi malam yang lebih dingin, di mana suhu turun sekitar 1500 derajat Celcius. Tidak hanya WASP-76b memiliki suhu siang-malam yang berbeda, WASP-76b juga memiliki kimia siang-malam yang berbeda.

Dengan menggunakan instrumen ESPRESSO baru di VLT ESO di Gurun Atacama Chili, para astronom mengidentifikasi untuk pertama kalinya variasi kimia di planet raksasa gas ultra-panas. Mereka mendeteksi tanda tangan uap besi yang kuat di perbatasan malam yang memisahkan sisi siang planet dari sisi malamnya.

"Namun, yang mengejutkan, kami tidak melihat uap besi di pagi hari. Alasannya, adalah hujan besi di sisi malam dari planet ekstrasurya yang ekstrem ini. Pengamatan menunjukkan bahwa uap besi berlimpah di atmosfer sisi hari yang panas dari WASP-76b," jelas María Rosa Zapatero Osorio, seorang astrofisikawan di Pusat Astrobiologi di Madrid, Spanyol, sekaligus ketua tim sains ESPRESSO.

Osorio mengatakan sebagian kecil dari zat besi ini disuntikkan ke sisi malam karena rotasi planet dan angin atmosfer. Di sana, setrika bertemu dengan lingkungan yang lebih dingin, mengembun dan hujan turun.

Hasil ini diperoleh dari pengamatan sains pertama yang dilakukan dengan ESPRESSO, pada September 2018, oleh konsorsium ilmiah yang membangun instrumen, yakni tim dari Portugal, Italia, Swiss, Spanyol dan ESO. ESPRESSO atau singkatan dari Echelle SPectrograph for Rocky Exoplanets and Stable Spectroscopic Observations pada awalnya dirancang untuk berburu planet mirip Bumi di sekitar bintang seperti Matahari.

“Kami menyadari bahwa kekuatan pengumpulan VLT yang luar biasa dan stabilitas ekstrem ESPRESSO menjadikannya mesin utama untuk mempelajari atmosfer planet ekstrasurya,” ujar Pedro Figueira, ilmuwan instrumen ESPRESSO di ESO di Chili .

Sementara itu, Ehrenreich mengatakan apa yang peneliti miliki saat ini adalah cara yang sama sekali baru untuk melacak iklim planet ekstrasurya yang paling ekstrem.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement