Kamis 12 Mar 2020 12:02 WIB

Bukan Minum Jamu-Pakai Masker, Apa Cara Utama Cegah Corona?

Menurut dokter, cara utama cegah tertular corona bukanlah meminum jamu, pakai masker.

Sejumlah warga dengan menggunakan masker berjalan di kawasan Monumen Nasional, Jakarta, Rabu (11/3/2020). Menurut dokter, cara utama cegah tertular corona bukanlah memakai masker atau minum jamu.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Sejumlah warga dengan menggunakan masker berjalan di kawasan Monumen Nasional, Jakarta, Rabu (11/3/2020). Menurut dokter, cara utama cegah tertular corona bukanlah memakai masker atau minum jamu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kota Bandarlampung, Dr M Aditiya Biomed mengatakan bahwa kesiapsiagaan untuk mengantisipasi penyebaran dan penularan virus corona tipe baru memang diperlukan. Akan tetapi, ia mengingatkan masyarakat agar mengutamakan kebutuhan primer daripada sekunder untuk menangkal Covid-19.

"Ini terbalik, kita lihat saat ini kebanyakan masyarakat memburu kebutuhan sekunder, seperti membeli masker dengan banyak dan mengkonsumsi temulawak dan sebaginya untuk mencegah Covid-19," kata dia di Bandarlampung, Kamis.

Baca Juga

Padahal, menurut Aditiya, yang lebih terpenting ialah masyarakat harus menjaga tercukupinya kebutuhan primer, seperti mengonsumsi makanan bergizi, olahraga teratur, dan memerhatikan lingkungan agar tetap bersih. Hal itu dapat membantu tubuh agar tidak mudah terserang oleh virus.

"Padahal, kalau mereka memakai masker dan meminum temulawak, tapi lingkungan, makanan, dan kondisi badan mereka tidak sehat, itu akan sama saja tidak menangkal Covid-19. Jadi dahulukan yang primer dari yang sekunder," jelas Aditiya.

Menurut Aditiya, jika yang primer sudah dilakukan secara rutin kemudian ditambah atau diperkuat dengan kebutuhan sekunder, maka langkah itu akan memungkinkan mata rantai penularan Covid-19 terhenti. Dia pun mengimbau masyarakat supaya tak terlampau panik dan tetap waspada.

Aditiya mengajak masyarakat terus membersihkan barang-barang yang sering disentuh oleh banyak orang. Ia menjelaskan bahwa virus ini tidak serta merta menular lewat udara.

Di lain sisi, Aditiya menyerukan orang yang sakit untuk tidak batuk dan bersin sembarangan. Lebih lanjut, ia mengungkapkan corona merupakan tipe virus yang akan mati dengan sendirinya jika daya tahan tubuh seseorang terjaga.

"Covid-19 ini harus kita lawan bersama. Kita tidak bisa hanya mengandalkan peran pemerintah, maka menggalakkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah salah satu upaya mencegah virus itu mewabah," jelasnya.

Aditiya mengatakan, peran puskesmas di masing-masing daerah harus lebih dimaksimalkan lagi untuk memantau warga sekitar. Jika ada gejala-gejala ataupun diduga Covid-19 segera diberikan tindakan lanjutan, tanpa membuat gaduh.

"Karena puskesmas mereka yang paham akan wilayah, jadi apabila ada warganya yang baru pulang dari luar negeri, terutama dari tempat yang sudah mewabah virus itu, diharapkan mereka memberikan perhatian lebih kepada orang tersebut," jelasnya.

Pendekatan itu juga harus dibantu oleh perangkat desa lainnya seperti kepala RT dan RW setempat. Mereka harus digerakkan untuk melaporkan ke petugas bila ada warganya yang baru melakukan perjalanan ke luar negeri agar diberikan pemantauan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement