REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Gadjah Mada (UGM) menjadi salah satu lokasi kunjungan Raja dan Ratu Belanda, Willem Alexander dan Maxima Zorreguita. Pada kesempatan itu, diluncurkan satu program hibah penelitian.
Program bertujuan mendorong kerja sama ilmiah Indonesia dan Belanda bagi peneliti-peneliti kedua negara. Program hibah penelitian itu diluncurkan pemerintah kedua negara senilai tiga juta euro.
Peluncuran program hibah ini secara simbolik ditandai dengan pemukulan gong yang dilakukan Menlu Indonesia, Retno Marsudi. Pemukulan didampingi Menlu Belanda, Stephanus Abraham Blok dan Menteri PUPR RI, Basuki Hadimuljono.
Sebastiaan den Bak dari Netherlands Organisation for Scientific Research mengatakan, pendaftaran hibah ini sudah bisa dimulai pekan depan. Karenanya, ia mempersilakan peneliti-peneliti dari kedua negara mengajukan proposal.
"Kami mengharapkan proposal penelitian yang interdisipliner, dan ini menjadi upaya bersama untuk menciptakan langkah-langkah di masa depan," kata den Bak.
Perwakilan Dutch Universities Association, Wim van den Doel memaparkan, ada tiga rencana kolaborasi. Selain hibah, ada Week for Indonesian-Netherlands Education and Research (Winner) kerja sama antara institusi tersebut dan LIPI.
"Saya mengundang kalian semua untuk bisa mengikuti program ini," ujar Doel.
Selain itu, Doel mengumumkan pembentukan Boscha Medal yang merupakan penghargaan bagi ilmuwan Indonesia dan Belanda. Utamanya, mereka yang memberi kontribusi berarti perkembangan ilmu pengetahuan dan relasi kedua negara.