Kamis 12 Mar 2020 16:34 WIB

Indonesia dan Belanda Luncurkan Hibah Penelitian 3 Juta Euro

UGM menjadi salah satu lokasi kunjungan Raja dan ratu Belanda di Indonesia.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Penelitian. Ilustrasi(Sciencemag)
Foto: Sciencemag
Penelitian. Ilustrasi(Sciencemag)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Gadjah Mada (UGM) menjadi salah satu lokasi kunjungan Raja dan Ratu Belanda, Willem Alexander dan Maxima Zorreguita. Pada kesempatan itu, diluncurkan satu program hibah penelitian.

Program bertujuan mendorong kerja sama ilmiah Indonesia dan Belanda bagi peneliti-peneliti kedua negara. Program hibah penelitian itu diluncurkan pemerintah kedua negara senilai tiga juta euro.

Baca Juga

Peluncuran program hibah ini secara simbolik ditandai dengan pemukulan gong yang dilakukan Menlu Indonesia, Retno Marsudi. Pemukulan didampingi Menlu Belanda, Stephanus Abraham Blok dan Menteri PUPR RI, Basuki Hadimuljono.

Sebastiaan den Bak dari Netherlands Organisation for Scientific Research mengatakan, pendaftaran hibah ini sudah bisa dimulai pekan depan. Karenanya, ia mempersilakan peneliti-peneliti dari kedua negara mengajukan proposal.

"Kami mengharapkan proposal penelitian yang interdisipliner, dan ini menjadi upaya bersama untuk menciptakan langkah-langkah di masa depan," kata den Bak.

Perwakilan Dutch Universities Association, Wim van den Doel memaparkan, ada tiga rencana kolaborasi. Selain hibah, ada Week for Indonesian-Netherlands Education and Research (Winner) kerja sama antara institusi tersebut dan LIPI.

"Saya mengundang kalian semua untuk bisa mengikuti program ini," ujar Doel.

Selain itu, Doel mengumumkan pembentukan Boscha Medal yang merupakan penghargaan bagi ilmuwan Indonesia dan Belanda. Utamanya, mereka yang memberi kontribusi berarti perkembangan ilmu pengetahuan dan relasi kedua negara.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement