REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) menyampaikan produk unitlink masih mendominasi sesuai trennya. Ketua Umum AASI, Ahmad Syahroni menyampaikan komposisinya memang belum jelas, namun sesuai tren unitlink lebih populer.
"Sebetulnya terkait komposisi kita tidak punya komposisinya, tapi memang trennya diakhir-akhir ini, unitlink jadi andalan," katanya di Jakarta, Kamis (12/3).
Produk unitlink menawarkan proteksi sekaligus investasi. Tingkat suku bunga yang menurun membawa kecenderungan masyarakat untuk beralih investasi. Imbal hasil di deposito menurun sehingga masyarakat masuk ke dunia investasi pasar modal.
Di asuransi syariah, unitlink punya unsur investasi, proteksi plus return hasil investasi. Untuk kondisi tertentu, investasi syariah memberikan yield yang lebih baik. Umumnya, instrumen syariah berikan kepastian yield yang lebih jelas.
Selanjutnya diserahkan ke mekanisme pasar. Syahroni menyampaikan faktor literasi dan publikasi yang disampaikan juga berpengaruh besar. Promosi yang masif akan berakibat pada peningkatan portofolio produk.
"Kalau kita lihat dari yang ada, satu produk itu dengan promosi yang lebih gencar maka kita bisa melihat kontribusinya cukup signifikan," katanya.
Terlebih, jaringan distribusi produk juga lebih banyak di agen. Secara umum, kanal disribusi terbesar di asuransi jiwa adalah agen dan banccassurance. Ini berlaku juga di syariah, agen mencapai 60 persen dan sisanya melalui bank.