Senin 16 Mar 2020 18:46 WIB

Pandemi Covid-19 Membuat Lonjakan Pesepeda di New York

Warga New York jadi banyak yang bersepeda setelah pandemi Covid-19.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Reiny Dwinanda
Warga berjalan kaki dan menaiki sepeda di 7th Avenue sekitar Times Square, Manhattan. Warga New York jadi banyak yang bersepeda setelah pandemi Covid-19.
Foto: Jason Szenes/EPA
Warga berjalan kaki dan menaiki sepeda di 7th Avenue sekitar Times Square, Manhattan. Warga New York jadi banyak yang bersepeda setelah pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 tak menutup kemungkinan mengubah gaya hidup masyarakat sehari-hari. Salah satu kebiasaan paling terlihat saat ini adalah frekuensi mencuci tangan dan menjaga kebersihan diri.

Hikmah lain juga terjadi di New York, Amerika Serikat. Sejak Ahad (15/3) waktu setempat, Wali Kota New York, Bill de Blasio, pun mengajak masyarakat untuk turut membantu mengatasi wabah yang sedang berkembang.

Baca Juga

Salah satu caranya ialah menyerukan warga bekerja dari rumah, sedapat mungkin menghindari kereta bawah tanah pada jam sibuk, berjalan atau bersepeda ke tempat kerja, untuk menghindari berkerumun di transportasi umum.

Pada awalnya, tidak pasti apakah warga New York bisa mengikuti anjuran itu. Apalagi, jaringan jalur sepeda tidak konsisten di kota itu.

Jalur sepeda sering terhalang oleh mobil dan truk yang diparkir atau tidak digunakan. De Blasio mengakui dia merasa perlu meningkatkan keterampilan bersepeda sebelum mencoba menavigasi kota itu dengan dua roda.

De Blasio bahkan mendorong beberapa pendukung goweser untuk mendesak Wali Kota agar berusaha untuk membangun jalur sepeda yang mulus dan lancar. Ia juga ingin warga meminta mereka untuk mendesak perlindungan pengendara sepeda yang tidak berpengalaman.

Sekarang, kurang dari satu pekan kemudian setelah ajakan itu, pada Rabu lalu, Departemen Perhubungan kota mengumumkan, pihaknya melihat peningkatan 50 persen dalam lalu lintas sepeda di jembatan yang menghubungkan Manhattan ke Brooklyn dan Queens dibandingkan Maret lalu.

Hal ini menunjukkan, kurangnya pengalaman dan hambatan fisik bukanlah hambatan yang besar bagi warga New York untuk mengadopsi sepeda, yaitu alat transportasi yang lebih higienis, ramah iklim, dan bertenaga manusia ini. Program berbagi sepeda di Kota New York, Citi Bike, juga mengalami peningkatan permintaan yang besar.

Citi Bike mengumumkan pada hari Kamis bahwa perjalanan naik 67 persen dibandingkan tahun lalu. Meskipun jelas bahwa tindakan pencegahan coronavirus mendorong sebagian besar ornag bersepeda, beberapa lonjakan bersepeda di New York saat ini mungkin disebabkan oleh cuaca hangat yang tidak sesuai musim tahun ini.

Meskipun masuknya pengendara yang tidak berpengalaman ditengarai akan membuat jalan-jalan kota kurang aman, hal yang terjadi justru sebaliknya. Semakin banyak pengendara sepeda di jalan, semakin aman mereka, karena pengendara terpaksa menjadi lebih perhatian.

Saat ini, ada lebih sedikit pengendara di jalan-jalan New York City. Pandemi virus corona juga telah menyebabkan penurunan 15 jam dalam lalu lintas jam sibuk minggu ini dibandingkan dengan waktu yang sama tahun lalu.

Itu berarti lebih sedikit polusi bagi pengendara sepeda untuk tersedak dan lebih sedikit kemungkinan tabrakan berbahaya. Tidak ada yang tahu apakah lonjakan bersepeda di New York akan bertahan lebih lama dari wabah virus corona ini. Namun, untuk sekarang, kombinasi lebih banyak sepeda dan lebih sedikit mobil menciptakan jalan-jalan yang lebih aman dan lebih hijau di kota terbesar di negara itu.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement