Rabu 18 Mar 2020 15:47 WIB

Jaga Jarak Sosial, Anak Masih Boleh Main ke Rumah Teman?

Masih banyak anak yang keluar rumah dalam dua pekan masa jaga jarak sosial.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Anak bermain di taman. Masih banyak anak yang keluar rumah dalam dua pekan masa jaga jarak sosial.
Foto: Thoudy Badai_Republika
Anak bermain di taman. Masih banyak anak yang keluar rumah dalam dua pekan masa jaga jarak sosial.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mendukung upaya Pemprov DKI Jakarta melakukan social distancing selama dua pekan demi mencegah penularan dan penyebaran virus corona tipe baru penyebab penyakit Covid-19. Langkah meliburkan sekolah dinilai sudah tepat.

Hanya saja, masih banyak orang tua yang belum memahami praktik social distancing. Alhasil, anak-anak dibiarkan main ke rumah teman, bahkan diajak jalan-jalan keluar kota.

Baca Juga

Ketua Umum PP IDAI Dr dr Aman B Pulungan SpA(K) mengatakan, anak harus benar-benar berada di dalam rumah selama dua pekan ini. Artinya, anak tidak boleh keluar sama sekali untuk bersosialisasi.

Bila anak ingin main ke taman, pastikan taman harus dalam keadaan sepi, tidak boleh ada orang lain. Pembatasan sosial ini diperlukan agar anak tak menjadi pembawa virus corona ataupun jatuh sakit.

"Selain itu, anak juga tidak diizinkan les, apalagi sampai jalan-jalan ke kampung halaman," kata Aman.

Sementara itu, Dr dr Hartono Gunardi SpA(K) mengatakan, untuk memperkecil transmisi atau penularan Covid-19, masyarakat harus membatasi mobilitasnya. Pembatasan pergerakan orang bisa menekan transmisi virus corona.

"Bila pembatasan sosial berjalan dengan baik, maka efektivitasnya bisa mirip dengan lockdown yang membuat orang tidak bisa keluar, seperti di kota Wuhan, China," ujarnya.

Hartono kembali mengingatkan agar dalam dua pekan ini masyarakat berdiam di rumah. Andaikan tidak perlu sekali, tidak perlu keluar.

"Dua minggu ini jangan dipakai jalan-jalan, apalagi membawa anak-anak, apalagi dibawa ke keluarga di luar Jakarta, nanti bisa menyebarkan virusnya kemana-mana," kata Hartono yang merupakan konsultan tumbuh kembang-pediatri sosial.

Social distancing menuntut semua orang menjaga posisi dirinya dengan orang lain secara berjarak. Di samping itu, masyarakat juga tidak berjabat tangan serta menghindari kerumunan dengan berdiam di rumah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement