Jumat 20 Mar 2020 00:17 WIB

Pemusnahan Kelelawar Bukan Cara Tepat Tangani Covid-19

Peneliti mengingatkan, pemusnahan kelelawar bukan cara tepat tangani Covid-19.

Kelelawar buah. Peneliti mengingatkan, pemusnahan kelelawar bukan cara tepat tangani Covid-19.
Foto: EPA
Kelelawar buah. Peneliti mengingatkan, pemusnahan kelelawar bukan cara tepat tangani Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemusnahan kelelawar yang dilakukan beberapa pemerintah daerah sebagai bentuk penanganan Covid-19 tidak efektif. Kelelawar jenis kalong dan codot itu dikhawatirkan menjadi binatang pembawa (vector) virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19.

Menurut peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Sigit Wiantoro, langkah itu justru akan berdampak akan keseimbangan ekosistem. Ia menjelaskan, berdasarkan penelitian, penularan Covid-19 terjadi antara manusia ke manusia awalnya di Wuhan, Provinsi Hubei, China.

Baca Juga

“Perdagangan satwa liar di Wuhan, China yang tidak diregulasi dan sering kali ilegal adalah hal yang menyebabkan kemunculan dan persebaran virus Covid-19,” jelas peneliti biosistematika vertebrata di Pusat Penelitian Biologi LIPI itu dalam rilis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Pasar satwa liar adalah tempat di mana hewan liar hasil buruan manusia dibawa dalam keadaan stres tinggi dengan fisiologi melemah setelah dipindahkan secara paksa dari alam liar. Upaya pembasmian kelelawar dapat memberikan efek yang berlawanan, karena selain tidak berdampak pada penyebaran penyakit malah bisa menyebabkan perubahan dalam ekosistem.

Sigit mengambil contoh bagaimana upaya pembasmian kelelawar di Amerika Selatan sebagai bagian dalam usaha mengontrol rabies tidak membuahkan hasil. Salah satu solusi agar tidak terjadi lagi penyebaran zoonosis atau penyakit yang disebabkan oleh hewan adalah tidak mengganggu satwa liar dan merusak habitat alaminya.

“Justru perubahan ekosistem yang disebabkan oleh manusialah yang menjadi penyebab utama kemunculan penyakit-penyakit yang dapat ditularkan dari satwa liar ke manusia,” kata Sigit.

Menurut Sigit, kelelawar sebagai pemakan buah memiliki peran penting sebagai penyerbuk bunga dan penyebar biji yang akan tumbuh jadi pohon baru. Selain itu, kelelawar juga sebagai pemakan serangga yang berperan dalam pengendalian hama pertanian dan pengendali hewan yang berpotensi sebagai vektor penyakit seperti nyamuk.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement