Jumat 20 Mar 2020 13:43 WIB

Pandemi Corona Jadi Momentum Efisiensi Industri Otomotif

Beberapa pameran otomotif besar terpaksa harus dibatalkan karena pandemi corona.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Dwi Murdaningsih
Suasana Pameran otomotif Indonesia International Motor Show (IIMS) 2019 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (25/4).(Republika/Edwin Dwi Putranto)
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Suasana Pameran otomotif Indonesia International Motor Show (IIMS) 2019 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (25/4).(Republika/Edwin Dwi Putranto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi corona diharapkan bisa menjadi momentum untuk efisiensi bagi industri otomotif. Lantaran pandemi virus ini, beberapa pameran otomotif sontak dibatalkan. Terdekat, yang dibatalkan adalah Indonesia International Motor Show (IIMS) 2020 yang merupakan salah satu pameran otomotif terbesar di Indonesia.

Pengamat Otomotif, Bebin Juana sepakat dengan pendundaan event besar ini. Ia menilai, penundaan IIMS merupakan sebuah kebijakan yang sangat arif. Dari sini, ia melihat bahwa Dyandra dan para pelaku industri otomotif menunjukan sikap bahwa keselamatan dan kesehatan masyarakat adalah hal yang jauh lebih penting dibandingkan kepentingan bisnis.

Baca Juga

Di satu sisi, sepanjang sepengatahuan Bebin, ini merupakan pertama kalinya sebuah pameran otomotif terbesar di Indonesia harus melakukan penundaan atas alasan kesehatan dan keselamatan masyarakat. Artinya, hal ini sekaligus jadi sebuah tantangan tersendiri bagi brand otomotif di Indonesia.

"Ini memang hal yang menantang. Tapi pabrikan otomotif harus menyikapinya dengan besar hati. Ini persoalan kemanusiaan. Kesepakatan penundaan ini sekaligus mencerminkan bahwa para pelaku industri otomotif juga mengutamakan nurani," kata Bebin.

Apalagi, ia mengaku memang setiap gelaran IIMS selalu dijejali oleh ratusan ribu pengunjung. Oleh karena itu, penundaan ini dinilai mampu berperan secara optimal dalam menekan persebaran corona.

Sembari menunggu penanganan corona dapat dituntaskan, ia pun menyarankan agar seluruh pabrikan dapat melakukan efisiensi dalam sejumlah lini. Menurutnya, efisiensi ini merupakan hal yang cukup optimal dalam mengantisipasi adanya pengaruh corona terhadap angka penjualan. Mengingat, pandemi ini biasanya disikapi oleh masyarakat dengan lebih fokus dalam mengalokasikan pengeluaran terkait kesehatan dibandingkan untuk membeli kendaraan baru.

Selain itu, pandemi juga mempengaruhi sejumlah aktivitas bisnis berbagai korporasi sehingga otomatis hal ini akan berkaitan dengan laju penjualan kendaraan komersial.

Soal target penjualan pada tahun ini, ia menilai, memang ini adalah hal yang sangat menantang bagi pabrikan yang mamiliki ambisi untuk melakukan pembukuan penjualan sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya. "Perlu perjuangan. Ini kondisinya berbeda dengan tantangan yang biasanya bisa dihadapi dengan stimulan keuangan atau strategi bisnis lainya," kata dia.

Meski demikian, Bebin juga ingin agar para pelaku industri otomotif tetap dapat memandang potensi di kemudian hari. Ia menekankan, sesaat setelah wabah ini mulai reda, maka kesempatan bagi pabrikan untuk kembali mendongkrak penjualan lewat pameran dan strategi lainya pun dapat segera dilakukan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement