REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Rumah Sakit Umum Universitas Muhammadiyah Malang (RS UMM), Jawa Timur membutuhkan relawan untuk membantu menangani masyarakat yang terpapar virus corona (Covid-19) karena saat ini rumah sakit-rumah sakit yang menjadi rujukan penanganan mulai kewalahan.
Sejak Jumat (20/3), Malang Raya ditetapkan oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sebagai zona merah (red zone) persebaran Covid-19. Beberapa rumah sakit yang digunakan sebagai rumah sakit rujukan penanganan kasus Covid-19, termasuk RSU UMM, mulai kewalahan.
"Melihat kondisi ini, kami membuka ruang bagi relawan untuk membantu menangani pandemi Covid-19. Nantinya, mereka akan ditempatkan di media center, tim kreatif, pembuatan hand sanitizer, pembuatan sabun cuci tangan, administrasi, konsultasi, logistik dan masih banyak lagi," kata Koordinator Tim Tanggap Covid-19 RSU UMM, Thontowi Djauhari di Kota Malang, Selasa (24/3).
Setelah terjaring melalui seleksi, para relawan akan lebih dulu dilatih dasar tentang alat perlindungan diri (APD), pengetahuan tentang Covid-19 yang disesuaikan dengan keahlian masing-masing. Rekrutmen terbuka ini diperuntukkan bagi mahasiswa aktif UMM, baik laki-laki maupun perempuan. "Prosedur tetap-nya, mereka akan bertugas selam dua pekan dan akan istirahat satu pekan," kata Thontowi.
UMM juga telah membuka layanan call center Covid-19. Layanan tersebut memberikan kemudahan bagi masyarakat umum untuk mengetahui perkembangan dan informasi mengenai virus yang terdeteksi awal di Wuhan, China tersebut.
"Call center Covid-19 RSU UMM memiliki dua saluran informasi, yaitu call center dan pengiriman pesan, baik melalui WhatsApp maupun melalui telepon seluler biasa," ujar Thontowi.
Selain menyediakan Call Center, RSU UMM juga menyediakan deteksi dini Covid-19 dalam jaringan (online) melalui alamat domain hospital.umm.ac.id/covid. Sejak diluncurkan 18 Maret 2020, deteksi dini Covid-19 online ini telah diakses hampir 500 ribu kali (update 23 Maret 2020). Deteksi dini daring tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum dan langsung diketahui hasilnya.
Anda sebagai user (pengguna) tinggal menjawab beberapa pertanyaan dan hasil jawaban akan dianalisis secara daring untuk menduga status termasuk dalam kategori: sehat/bebas Covid-19, ODP (orang dalam pemantauan) atau PDP (pasien dalam pengawasan). "Jika anda termasuk kategori ODP atau PDP, jangan panik, konfirmasi dulu ke call center Covid-19," ungkap Thontowi.
Selain itu, lewat Unit Pelayanan Teknis Bimbingan Konseling (UPT BK), UMM juga memberikan pelayanan gratis kepada masyarakat yang memiliki kecemasan berlebih akibat Covid-19. Jika biasanya pelayanan dilakukan secara tatap muka atau pertemuan langsung. Konseling diberikan secara online dengan memanfaatkan platform berbagai media sosial yang ada.