Jumat 27 Mar 2020 10:23 WIB

Ilmuwan Lihat Ada Fenomena Gas Bocor di Planet Uranus

Ilmuwan menduga gas bocor terlah mengeringkan 55 persen dari atmosfer Uranus.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Uranus memiliki cincin yang tipis.
Foto: getty images via metro.co.uk
Uranus memiliki cincin yang tipis.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Beberapa dekade telah berlalu sejak pesawat ruang angkasa NASA Voyager 2 mencapai Uranus. Dari sana, perjalanan yang dilakukan melewati planet dingin ini, pada jarak sekitar 50 ribu mil mengirimkan banyak data bagi ilmuwan untuk digali.

Selama 34 tahun setelah mengunjungi Uranus, data yang dikirim Voyager 2 mengungkapkan sesuatu yang baru. Dalam sebuah laporan NASA, para peneliti menemukan bahwa pesawat ruang angkasa melaju melalui gumpalan gas bermuatan yang disebut plasmoid saat melewati planet itu.

Baca Juga

Perjalanan pesawat ruang angkasa melalui plasmoid hanya berlangsung sekitar satu menit, tetapi itu masih cukup lama bagi para ilmuwan untuk menemukan anomali dalam data yang sudah ada selama beberapa dekade. Menentukan dari mana gumpalan gas berasal itu sulit, tetapi para peneliti berpikir mereka telah menemukan jawabannya.

Para ilmuwan percaya bahwa kehilangan gas mungkin telah mengeringkan sebanyak 55 persen dari atmosfer Uranus. Hilangnya atmosfer yang mengakibatkan plasmoid telah diamati di sekitar planet lain di tata surya kita, termasuk Saturnus dan Jupiter, meskipun diperkirakan bahwa Uranus telah membocorkan lebih banyak gasnya daripada yang lain. Plasmoid adalah zat plasma magnetik (semacam petir-red).