Rabu 01 Apr 2020 19:22 WIB

ITS Kembangkan Robot Pelayan Pasien Covid-19

Robot dioperasikan oleh tenaga medis dari jarak jauh untuk melakukan berbagai tugas.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Agus Yulianto
Prototype robot pelayan pasien Covid-19.
Foto: dok. ITS
Prototype robot pelayan pasien Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tim dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengembangkan robot pelayan pasien corona atau Covid-19. Pengembangan robot ini untuk meminimalisasi kontak dengan tenaga medis selama perawatan.

Pengembangan robot tersebut dilatarbelakangi besarnya risiko penularan virus corona, dari pasien yang menjalani perawatan terhadap tenaga medis akibat kontak langsung.

Muhtadin, salah satu anggota tim dosen ITS yang mengembangkan robot tersebut menjelaskan, hingga saat ini sudah ada puluhan tenaga medis di Indonesia yang tertular Covid-19 dari pasien. Bahkan beberapa di antaranya sampai meninggal dunia. ITS pun bekerja sama dengan Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) untuk mengembangkan robot pelayan pasien Covid-19.

“Kita bekerja sama dengan Unair untuk mengembangkan teknologi ini,” kata dosen Teknik Komputer tersebut di Surabaya, Rabu (1/4).

Robot yang sedang dikembangkan ini, lanjutnya, akan dioperasikan oleh tenaga medis dari jarak jauh untuk melakukan berbagai tugas. Seperti mengantarkan makanan, pakaian, serta peralatan lain yang dibutuhkan pasien.

"Selain itu, bisa juga digunakan untuk mengecek kondisi visual menggunakan kamera yang dipasang di robot, dan juga untuk berkomunikasi dengan pasien menggunakan fitur audio yang ada,” kata Muhtadin.

Muhtadin menambahkan, hingga saat ini sudah ada satu robot yang merupakan modifikasi dari robot yang pernah dibuat ITS, dan sudah memasuki tahap uji coba. Sementara beberapa robot lainnya masih dalam proses pembuatan mekanik dan elektroniknya.

“Kira-kira dalam waktu satu minggu, robot yang lain sudah bisa masuk tahap uji coba,” ujar Muhtadin.

Muhtadin mengaku, banyak kendala dalam proyek yang telah berjalan selama dua minggu ini. Kurangnya finansial diakibatkan oleh belum adanya dana awal negara, dan akibat dari physical dan social distancing, menyebabkan tutupnya toko-toko mekanik dan elektronik.

“Mahasiswa yang pulang ke kampung, dan tidak berani ke kampus karena adanya lockdown ITS juga membuat kami kekurangan sumber daya manusia,” kata Muhtadin.

Setelah robot untuk melakukan kebutuhan mendesak ini bisa beroperasi dengan lancar, ITS berencana mengembangkan robot yang bisa beroperasi tanpa perlu operator. “Setelah kebutuhan yang mendesak ini terpenuhi, akan dibuat robot yang bisa otomatis melayani pasien,” kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement