REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada banyak cara untuk mendapatkan berat badan dan tubuh yang ideal. Sebagian orang memilih untuk mendapatkannya dengan cara berolahraga dan diet, namun tak sedikit yang memilih cara instan.
Direktur dan pendiri Jakarta Skin Center (JSC), dr Edwin Djuanda, SpKK, FINS-DV, FAADV, mengatakan, saat ini cara banyak yang memilih metode liposuction atau sedot lemak untuk mendapatkan tubuh indah. Bahkan, mereka sanggup membayar dokter bedah hingga datang ke klinik berkelas untuk melakukan liposuction.
"Bagaimanapun liposuction adalah tindakan bedah kulit yang harus dilakukan oleh seorang ahli untuk menjamin keamanannya," jelas Edwin dalam wawancara eksklusif belum lama ini.
Edwin menjelaskan, liposuction adalah prosedur medis yang betujuan untuk menghilangkan kelebihan lemak di area tertentu. Jika dilakukan dengan benar, liposuction adalah tindakan yang aman.
Namun, lanjut Edwin, jumlah lemak yang bisa diambil bergantung pada kondisi dan kadar lemak pasien. Edwin membatasi hanya sampai 2.000 CC.
"Kalau terlalu banyak buang lebih dari 2000 CC, risiko gangguan sistemik macam-macam. Apalagi jika buang 5000 CC bisa menyebabkan gangguan elektrolit, kinerja terganggu, ini berbahaya. Kami tidak mau melewati batas limit," jelas Edwin.
Kemudian, jenis lemak yang diambil biasanya di bagian tengah, bukan di bagian bawah kulit atau di dekat organ. Itu sebabnya, tindakan liposuction saja tidak cukup untuk membantu orang yang memiliki kelebihan berat badan ekstrem.
Tak hanya itu, lemak yang sudah disedot dengan liposuction bisa kembali lagi apabila tidak berdiet. Meski demikian, lemak biasanya akan kembali di tempat yang belum pernah mendapat tindakan liposuction.
Untuk hasil permanen, Edwin menyarankan seseorang yang sudah melakukan liposuction bisa menjalankan diet seimbang dan olahraga rutin. Ia menyarankan olahraga tiga kali sepekan selama 45 menit, dan menjalankan diet.
"Harus olahraga dan jaga makanan kalau enggak mau numpuk di bagian lain," jelas Edwin.
Ikuti Whatsapp Channel Republika