REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO— Toyota dan Hino saat ini sedang mencoba mencari solusi akan polusi. Dalam dunia transportasi, truk adalah salah satu alat transportasi yang berkontribusi dalam pencemaran udara.
Truk merupakan kendaraan bermesin diesel yang kerap mengepulkan asap hitam. Kerja sama kedua pabrikan Jepang itu pun diwujudkan lewat pengembangan truk hidrogen.
Dilansir dari Car Advice pada Kamis (2/4), kerja sama pengembangan truk dengan bahan bakar sel hidrogen ini merupakan inisiatif Toyota dan Hino dalam menekan emisi. Targetnya, kerja sama ini akan menghasilkan produk truk tanpa emisi dengan daya jelajah hingga 600 kilometer.
Pengembangan ini dilakukan dengan basis Hino Profia. Nantinya heavy duty cab-over truck ini mampu digunakan sebagai sarana ekspedisi logistik yang representatif dan ramah lingkungan.
Berdasar kalkulasi kedua pabrikan ini, heavy duty cab-over truck merupakan kendaraan komersial yang berkontribusi menyumbang emisi CO2 di Jepang sebesar 60 persen. Oleh karena itu, pengembangan truk fuel-cell ini pun dijadikan penopang dalam mencapai “Environmental Challenge 2050” yang jadi target bagi Hino dan Toyota.
Lewat visi misi itu, diproyeksikan nantinya Toyota dan Hino mampu menekan rata-rata emisi dari kendaraan baru sebesar 90 persen pada 2050. Tentu, ini merupakan hal yang sangat menantang. Tapi, dua perusahaan ini masih memiliki waktu selama 30 tahun untuk terus melakukan terobosan.
Sebenarnya terobosan ini bukan hal baru dalam dunia kendaraan komersial. Mengingat, pada 2017, Tesla sempat memperkenalkan truk semi elektrik dengan daya jelajah hingga 800 kilometer.
Soal Hino Profia, produk ini merupakan produk andalan Hino yang juga dikenal dengan nama Hino 700. Profia dipasarkan dalam sejumlah varian diantaranya adalah varian dengan mesin berkapastitas 11 ribu cc dan 13 ribu cc dalam transmisi 6 hingga 16 speed.