REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kejadian luar biasa atau pandemi corona terjadi di seluruh dunia. Akibat hal ini, hampir semua lapisan masyarakat mulai cemas dan ketakutan tentang bahaya terinveksi virus, begitu juga dunia pendidikan sangat terpengaruh dengan kondisi ini, sampai akhirnya kementerian pendidikan mengumumkan kebijakan pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan di rumah dan ditiadakannya Ujian Nasional untuk semua tingkat satuan pendidikan.
Banyak informasi yang sangat mengganggu dan mempengaruhi pikiran masyarakat akibat kondisi ini, baik informasi yang bisa dipercaya maupun yang hoak atau berita bohong. Bukan pada kondisi ini yang ingin disikapi oleh Sekolah Al-Azhar Harapan Indah, tetapi hikmah dibalik kejadian yang dapat menjadi pembelajaran buat keluarga besar Al-Azhar Harapan Indah.
Ada banyak pembelajaran yang diperoleh dari kejadian ini, antara lain pembelajaran di rumah (home learning) yang dilakukan oleh seluruh peserta didik telah menjadikan pengalaman yang sangat berharga. Konsep pembelajaran di rumah dengan memanfaatkan jaringan internet sebagai pengganti pembelajaran di kelas pada awalnya dipertanyaan efektivitasnya, ternyata dapat berjalan dengan sangat baik. Al-Azhar Harapan Indah memperkenalkan program pembelajaran baru sebagai pembelajaran home learning dengan menyebut pembelajaran Covid-19 adalah singkatan dari; Continuous, Online, Visual, Interactive, Dinamic, 1-Evaluasi dalam 9-hari.
Continuous
Yang mebedakan antara pembelajaran di kelas dengan pembelajaran di rumah (home learning) adalah pada aktivitasnya, pembelajaran dikelas terjadwal tetap untuk setiap waktunya sedangkan home learning lebih fleksibel dengan durasi yang lebih lama. Pembelajaran home learning dilaksanakan secara terus-menerus bahkan tidak mengenal waktu libur dengan kata lain bisa dilakukan kapan saja. Metode asyncronous antara guru dan peserta didik memberikan kesempatan keleluasan waktu untuk terjadinya pembelajaran kapanpun, bahkan hari Ahad yang biasanya libur, masih ada aktivitas peserta didik yang belajar.
Online
Ketersambungan antara guru dan peserta didik melalui jaringan internet menjadi syarat terjadinya pembelajaran jarak jauh (home learning). Berbeda dengan pembelajaran di keas, aktivitas home learning dilakukan dalam bentuk komunikasi virtual antar guru dan peserta didik dalam waktu yang sama atau dalam waktu yang berbeda, tetapi konektivitas berlangsung secara berkelanjutan. Selain konektivitas antara guru dengan peserta didik juga terjadi antara guru dan orangtua peserta didik serta sekoah dengan guru dalam grup komunikasi online. Bentuk komunkasi ini menjadikan aktivitas pembelajaran berlangsung lebih efektitif.
Visual
Pada pembelajaran home learning, guru-guru sekolah Al-Azhar Harapan Indah hampir 80 persen mengunakan pendekatan visual baik gambar maupun video. Bentuk visual yang disampaikan kepada peserta didik ternyata lebih menarik dan tidak membosankan. Peserta didik dengan senang hati mengerjakan tugas-tugas yang diberikan bapak ibu guru sampai lupa waktu, tanpa disadari bahwa tugas yang diberikan telah menyita waktu mereka bermain. Ada pula dari peserta didik yang mendapat tugas membuat video singkat yang menjelaskan salah satu konsep matei pelajaran.
Interactive
Komunikasi virtual antara guru dan peserta didik terjadi tidak hanya satu arah dari guru ke peserta didik saja seperti yang sering terjadi pada pembelajaran di kelas, tetapi komunikasi timbal balik dari guru ke pesera didik dan dari peserta didik ke guru terjadi sangat intensif. Hal ini memberikan gambaran bahwa efektivitas pembelajaran yang dilakukan secara virtual sangat baik. Meskipun tidak terjadi secara riil time, komunikasi yang terbangun sangat interkativ dan mampu menumbuhkan dan meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap konsep yang disampaikan secara mandiri.
Dinamic
Perbedaan utama antara pembelajaran di kelas dengan pembelajaran home learning adalah pada dinamika aktivitas pembelajaran. Jika di kelas kegiatan pembelajaran berlangsung secara monoton, maka pada home learning kegiatan pembelajaran terjadi lebih dinamis dan memberikan banyak pengalaman yang berbeda kepada peserta didik. Peserta didik mendapatkan pengalaman bagaimana menggali pengetahuan melalui web browser atau membuat produk pembelajaran secara mandiri mulai dari menyaipkan bahan, merancang sampai dengan merakit barang yang dihasilkan. Maka pada kegiatan home learning ini, peserta dididik dituntut bersikap mandiri dan lebih dinamis.
1-evaluasi dalam 9-hari
Keberhasilan pembelajaran home learning terukur melalui proses evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap peserta didik, bentiuk evaluai yang dilakukan tentunya berbeda dengan evaluasi yang dilakukan di kelas. Evaluasi secara online dilakukan dalam bentuk riil time dimana peserta didik mendapatkan soal yang harus dijawab dalam waktu yang sudah ditentukan. Proses evaluasi dilakukan satu kali untuk setiap 9 pretemuan virtual.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara terpisah antara guru dan peserta didik sebagai akibat dari upaya pencegahan wabah penyebaran virus corona, telah mengantarkan para peserta didik sekolah Islam Al-Azhar Harapan Indah pada konsep pembelajaran abad 21 yang menuntut kemandirian, kemampuan komunikasi verbal dan nonverbal, kreativitas dalam menyelsaikan setiap tugas serta mampu berkolaborasi dengan pihak lain. Itulah salah satu hikmah dibalik musibah yang sedang menimpa bangsa Indonesia.