REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Enna Hadi
Ketika perjalanan hidup tersandung rintangan mengganggu
Ketika semua daya upaya manusia tiada mampu
Ketika keahlian dan kepintaran menjadi dungu
Ketika semua pintu tertutup di lorong buntu
Ke mana gerangan hendak berlari dan berseru?
Menjerit, melolong tiada seorang pun datang membantu
Saat itulah kesadaran diri terkuak malu-malu
Menyadari kepongahan diri berbangga harta dan ilmu
Menyadari semuanya pemberian Allah, Tuhan yang satu
Bersujud pada-Nya curahkan seluruh isi kalbu
Bermohon pada-Nya dalam isak tangis tersedu
Kasih sayang-Nya tercurah dalam rasa haru
Alquran kitab suci-Nya bacalah selalu
Zikir dan shalawat lantunan paling merdu
Mampu melunakkan hati yang keras membatu
Membersihkan jiwa yang kotor berdebu
Menyinari dada yang tertutup awan kelabu
Mengimani isi firman-Nya:
Sesungguhnyalah zikir, mengingat Allah itu menentrakan kalbu
Serta diperintahkan-Nya kaum beriman untuk bershalawat pada Nabi-Nya
Maha benar Engkay ya Allah, ya Rahman
Rasa damai nan sejuk melingkupi jiwa raga
Dalam kemelut selalu Engkau memandang iba
Membuka pintu kasih, mendengar rintihan hamba
Mengijabah semua pinta dalam untaian doa
-- Jakarta, 3 April 2020