Senin 06 Apr 2020 12:48 WIB

Risiko Tertular Corona Tinggi Jika Bepergian Jarak Jauh

Warga yang bepergian jarak jauh berisiko tinggi tertular corona.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengingatkan warga berisiko tinggi tertular corona andaikan memaksakan diri menempuh perjalanan jauh.
Foto: ANTARA FOTO
Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengingatkan warga berisiko tinggi tertular corona andaikan memaksakan diri menempuh perjalanan jauh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mengingatkan warga risiko bepergian selama masa wabah seperti sekarang. Risiko penularan virus corona penyebab Covid-19 di perjalanan tinggi saat ini.

"Risikonya terlalu tinggi kalau berpergian dalam situasi seperti ini, sebab akan ada perjalanan panjang yang dilalui dan sangat mungkin bertemu banyak orang," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Gedung BNPB Jakarta, Senin.

Baca Juga

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan itu mengatakan bahwa warga yang memaksakan melakukan perjalanan jauh selama masa wabah menghadapi risiko besar penularan virus corona selama perjalanan. Ia mencontohkan, orang yang melakukan perjalanan jauh akan berada bersama dengan banyak orang saat di terminal dan di dalam kendaraan dan kondisi yang demikian meningkatkan risiko mereka tertular virus.

"Nanti ada yang batuk, dropletnya bisa mengenai benda-benda di dalam bus," katanya.

Kepada warga yang sudah telanjur mudik atau yang terpaksa berpergian, Yuri menyarankan agar mereka menjaga jarak saat berinteraksi langsung dengan orang lain. Di samping itu, masyarakat diserukan untuk sementara tidak bersalaman dengan keluarga di kampung dan rajin mencuci tangan.

Yuri juga mengatakan bahwa dalam kondisi seperti sekarang warga mesti bisa menyampaikan penjelasan mengenai risiko penularan Covid-19 kepada keluarga yang berada di kampung.

Sebab, bisa saja pemudiklah yang membawa virus.

"Apalagi 60-70 persen penderita Covid-19 merupakan orang tanpa gejala," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement