REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Happy Hearts Indonesia (HHI) terus memberikan akses pendidikan di daerah terpencil di tengah wabah Covid-19. Salah satu langkah yang dilakukan adalah tetap membuka perpustakaan untuk anak-anak terutama di daerah terpencil.
Sebagai organisasi non profit yang bergerak di bidang pendidikan, HHI mengambil langkah untuk memastikan anak-anak terutama di daerah terpencil mendapatkan akses pendidikan. Marketing dan Brand Manager HHI, Adelin Alexandra mengatakan, anak-anak bisa meminjam buku dengan aturan tertentu demi keamanan.
"Anak-anak bisa meminjam buku di jam tertentu dan masuk ke perpustakaan sesuai aturan," kata Adelin, dalam keterangannya, Senin (6/4).
Melalui dibukanya perpustakaan, HHI berharap tetap bisa melindungi hak pendidikan anak. Di samping itu, anak-anak tetap terlindung dari penyebaran Covid-19 di komunitas dan sekolah.
Selain itu, dalam menanggulangi gangguan akses pendidikan di daerah terpencil, HHI berinisiatif untuk melakukan kegiatan gaming marathon. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan dana pembangunan kembali sekolah di NTT.
"HHI mengundang semua gamers untuk menjadi gamechanger agar anak-anak di NTT bisa mendapat fasilitas pendidikan yang lebih baik," kata Adelin melanjutkan.
Saat ini, dunia berubah secara dramatis akibat pandemi Covid-19. Akses pendidikan di sekolah juga harus diberhentikan sesaat dalam upaya pencegah penyebaran Covid-19. Orang tua dan sekolah diminta untuk memastikan pendidikan anak tetap terpenuhi.
Sejumlah aplikasi dan laman menyediakan jasa pendidikan dalam jaringan (daring) gratis bagi anak-anak yang harus belajar di rumah. Namun, masalah masih muncul di daerah terpencil yang tidak memiliki akses ke fasilitas elektronik yang memadai. Oleh karenanya, HHI berupaya agar meski di daerah terpencil anak tetap mendapatkan pendidikannya.
Saat ini, HHI telah membangun lebih dari 190 sekolah di seluruh Indonesia. Lebih dari 64 ribu anak dan 320 ribu masyarakat telah terbantu dalam kegiatan yang diselenggarakan HHI.