Selasa 07 Apr 2020 11:56 WIB

Otoritas New York Larang Zoom Bagi Siswa dan Guru

Departemen Pendidikan New York khawatir dengan masalah keamanan pada Zoom.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Salah satu aplikasi yang dijadikan andalan dalam video conference adalah Zoom Video Communications.
Foto: zoom
Salah satu aplikasi yang dijadikan andalan dalam video conference adalah Zoom Video Communications.

REPUBLIKA.CO.ID,  NEW YORK-- Departemen Pendidikan New York City melarang aplikasi Zoom dalam beberapa pekan setelah siswa dan guru beralih ke platform konferensi video tersebut. Pada 4 April lalu, Kanselir Departemen Pendidikan, Richard Carranza mengumumkan masalah keamanan dan privasi menjadi alasan pelarangan platform tersebut.

Seperti yang dilansir dari Business Insider, Senin (6/4), sekolah diarahkan untuk menggunakan Microsoft Teams. Departemen telah melatih guru-guru dan staf untuk menggunakannya. Platform ini mematuhi undang-undang privasi siswa, Hak Pendidikan Keluarga dan Undang-Undang Privasi.

Baca Juga

Seorang kepala sekolah Brooklyn mengatakan aplikasi Microsoft tidak terlalu efisien bagi para guru sebagaimana mereka menggunakan Zoom. Menurutnya, Zoom lebih memudahkan.

"Jika Departemen Pendidikan mengikuti keputusan ini, saya percaya dampaknya tidak akan ada mengajar (secara) live untuk banyak guru," ujar kepala sekolah tersebut.

Departemen Pendidikan New York City mengatakan institusinya juga terus meninjau dan memantau perkembangan dengan Zoom.

Sebelumnya, saat pandemi covid-19 merebak semakin luas, sekolah-sekolah mulau memindahkan sistem pembelajarannya menuju sistem online. Salah satunya, mereka menggunakan Zoom ketika belajar secara daring. Namun, sejumlah kekhawatiran muncul terhadap privasi dan masalah keamanan yang ditemukan pengguna dengan platform online.

Hal ini juga mendorong peringatan dari FBI yang menuntut adanya peningkatan privasi pengguna dari Jaksa Agung New York. Pertemuan virtual yang mudah diakses melalui tautan unik yang telah membuat Zoom ini menarik bagi grup besar, seperti kelas.

Namun, ini membuat peserta rentan terhadap penyusupan acak. Insiden Zoom bombing telah memicu kekhawatiran karena peretas muncul dalam panggilan Zoom acak. Peretas terkadang berbagi spam atau pornografi. Bahkan Zoombombing telah mempengaruhi kelas daring dan pertemuan perusahaan.

Perusahaan menanggapi kekhawatiran ini, Zoom meluncurkan langkah-langkah tambahan untuk mengamankan tautan pertemuan. Mulai 5 April, Zoom akan memerlukan kata sandi untuk bergabung dalam rapat. Ruang tunggu virtual juga akan muncul secara default yang memungkin admin rapat untuk menambahkan peserta secara manual ke dalam rapat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement