Selasa 07 Apr 2020 17:34 WIB

Whatsapp Tambahkan Fitur Pembatasan Pesan Berantai

Dalam satu waktu, pesan berantai hanya bisa dikirimkan kepada satu orang.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Dwi Murdaningsih
Aplikasi Whatsapp (ilustrasi).
Foto: REUTERS/Dado Ruvic
Aplikasi Whatsapp (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aplikasi perpesanan Whatsapp terus berupaya melakukan pembenahan untuk menghentikan penyebaran berita-berita palsu, terutama saran-saran buku dan informasi salah terkait dengan pandemi virus corona. Inovasi ini ditujukan agar orang-orang berhenti menyebarkan pesan dengan mudah.

Dilansir di laman the Independent, Selasa (7/4), fitur ini pada awalnya mungkin tampak aneh untuk jejaring sosial. Umumnya, fitur ditambahkan untuk mendorong cara mudah meneruskan pesan dan meningkatkan jangkauan unggahan yang lebih populer.

Baca Juga

Jika sesuatu telah dikirim sebanyak lima kali, dua panah kecil dilampirkan ke pesan dan ditunjukkan kepada siapa saja yang menerimanya. Sekarang, pesan-pesan itu hanya dapat diteruskan ke satu orang pada satu waktu, bukan lima. Dalam praktiknya, hal itu akan membuat jauh lebih sulit dan lebih lambat untuk menyampaikan pesan secara massal, dengan harapan orang akan berpikir sebelum melakukannya.

Whatsapp mengatakan, fitur tersebut secara khusus dimaksudkan untuk membatasi viralitas. Hal itu untuk menjaga aplikasi lebih privat dan personal serta mencari cara untuk memperlambat penyebaran berita palsu ataupun desas-desus.

Fitur ini dimaksudkan untuk mempersulit penerusan pesan yang telah diteruskan beberapa kali. Hal itu dilakukan dengan terlebih dahulu menandai pesan yang telah berulang kali diteruskan.

Whatsapp juga menguji fitur yang memungkinkan orang yang menerima pesan-pesan itu dengan mudah mengeklik pencarian web untuk pesan tersebut. Hal itu akan memungkinkan riset yang mudah terhadap pesan apa pun yang diteruskan. Artinya, fitur itu akan memungkinkan orang untuk memeriksa apakah sesuatu itu benar sebelum beredar.

Whatsapp memiliki alasan mengapa inovasi ini dilakukan. Mereka mengaku prihatin dengan fakta bahwa pesan dapat menyebar jauh dan luas pada platformnya. Terlebih, obrolan Whatsapp dapat dienkripsi sehingga perusahaan tidak dapat membacanya, sulit untuk mengikuti apa yang dibagikan di situs.

Selain itu, inovasi ini dilakukan karena pengguna Whatsapp sering menyebarkan sejumlah informasi yang salah. Biasanya oleh orang-orang yang bermaksud baik yang dikirim klaim dan percaya bahwa mengirimkannya akan membantu orang-orang yang menerimanya.

Whatsapp telah memperkenalkan perubahan pada penerusan pesan seperti panah dan pengurangan jumlah orang maksimal yang dapat dikirim oleh satu pesan menjadi lima. Inovasi itu juga melarang sebuah akun untuk mengirim pesan massal dan otomatis. Whatsapp bekerja dengan LSM dan pemerintah, seperti Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, untuk membantu menyebarkan informasi yang akurat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement