REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengapresiasi sambutan hangat Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Andika Perkasa untuk bekerjasama melibatkan TNI AD mengembangkan sosialisasi empat pilar MPR RI. Jenderal Andika juga menyambut baik pelatihan bela negara kepada para pemuda dan organisasi kemasyatakatan seperti SOKSI, FKPPI, Pemuda Pancasila dan lain-lain.
Selain mengawal kedaulatan negara dari ancaman serangan fisik militer, TNI juga perlu semakin mewaspadai ancaman nirmiliter yang merusak ideologi negara. Ia menyebut masih lekat dalam ingatan peringatan dari berbagai survei bahwa tidak sedikit para pemuda kita terpapar radikalisme.
"Terlepas dari polemik yang menyertainya, hasil survei tersebut perlu kita sikapi sebagai early warning. Sistem pendidikan kita memang harus lebih disempurnakan untuk memastikan anak-anak generasi milenial dan Generasi Z kita cinta mati terhadap Pancasila dan NKRI. Kehadiran MPR RI dan TNI AD dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, akan semakin menguatkannya," ujar Bamsoet usai bertemu KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa, di ruang kerja KSAD, di Jakarta, Selasa (7/4).
Bamsoet hadir bersama senior pendiri SOKSI Thomas Suyatno dan beberapa pengurus Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) Fatah Ramli dan Baladika Karya Novel Saleh Hilabi.
Selain pelaksanaan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI kepada para pemuda dan organisasi kemasyarakatan, juga diberikan pelatihan phisik, kedisiplinan dan pengetahuan dasar-dasar militer serta bela negara. Wakil Ketua Umum SOKSI ini juga mengharapkan jajaran TNI bisa ikut menjadi narasumber dari berbagai pelaksanaan Sosialisasi Empat Pilar yang dilaksanakan MPR RI di berbagai daerah. Sehingga bisa turut memantapkan semangat bela negara dalam jiwa setiap warga negara.
"Dalam berbagai persoalan kebangsaan dan kenegaraan, yang tak hanya berkaitan dengan menjaga kedaulatan negara dari serangan militer, TNI terbukti selalu sigap berada di garis terdepan. Baik dalam penanggulangan bencana alam, aksi sosial kemanusiaan, hingga melawan pandemi Covid-19. Semangat cinta dan bela negara yang dimiliki personil TNI ini perlu untuk ditularkan kepada setiap generasi bangsa," tandas Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI dan wakil ketua umum Pemuda Pancasila ini menjelaskan, kehadiran Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara (PSDN), semakin membuka peluang setiap warga negara mengikuti pelatihan semi militer untuk menjadi komponen cadangan yang memperkuat peran TNI.
Kehadiran UU tersebut sekaligus memberi peluang kepada TNI untuk semakin menularkan 'virus' bela negara kepada para generasi bangsa, khususnya dari kalangan millenial. Termasuk bekerjasama dengan SOKSI dalam menyiapkan komponen cadangan.
"Di Korea Selatan saja, yang negerinya sudah mapan dan pendapatan rakyatnya terbilang sudah tinggi, masih mewajibkan setiap warga negaranya mengikuti Wajib Militer. Termasuk para artis top Korea yang digandrungi remaja Indonesia, dari mulai boyband hingga aktor drama Korea, semua mengikuti wajib militer. Di Indonesia, kita memang tidak menganut Wajib Militer, namun bukan berarti kita menutup kesempatan kepada generasi bangsa yang ingin menjadi bagian kekuatan dalam sistem pertahanan. Melalui Sosialisasi Empat Pilar MPR RI maupun pelaksanaan UU PSDN, TNI bisa semakin memperkuat jiwa nasionalisme warga negara," pungkas Bamsoet.