Rabu 08 Apr 2020 04:23 WIB

Mutasi Perwira Tinggi untuk Kita Renungkan

Abiturien dari Akademi TNI letting 1986 terus mendominasi elite militer hingga 2020.

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (kedua kiri) didampingi Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (kedua kanan), KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa (kanan) dan Danjen Kopassus Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa menghadiri peringatan HUT Ke-67 Kopassus di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Rabu (24/4/2019).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (kedua kiri) didampingi Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (kedua kanan), KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa (kanan) dan Danjen Kopassus Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa menghadiri peringatan HUT Ke-67 Kopassus di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Rabu (24/4/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Selamat Ginting, Wartawan Senior Republika, Pemerhati Komunikasi politik Militer

Tembakan serentak sejumlah senapan. Tanda penghormatan militer telah diledakkan. Itulah tembakan salvo penghormatan. Penghormatan negara terhadap pengabdian prajurit militer. Termasuk bagi perwira tinggi tentunya. 

Tidak terasa April 2020 ini, Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Letjen Tatang Sulaiman mengakhiri masa dinas militernya. Ia telah berusia 58 tahun. Satu per satu abiturien (lulusan sekolah tentara) Akademi Militer (Akmil) 1986 mulai memasuki masa pensiun. Ini bukan "April mop". Bukan pula elegi esok pagi.

“Suatu kebanggaan dan kehormatan bagi diri saya sendiri juga keluarga, jikalau pengabdian ini tuntas tanpa cacat,” kata Letjen Tatang Sulaiman saat dihubungi, Selasa (30/3) lalu.

Ia juga memohon doa agar dilancarkan dan terus mendapatkan perlindungan sampai batas pengujung pengabdian di TNI. Tentu saja hingga serah terima jabatan wakil KSAD.

Dominasi 1986

Berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, Nomor Kep/355/III/2020, tanggal 31 Maret 2020, pengganti Tatang adalah Muhammad Fachruddin. Abiturien Akmil 1985 itu, sebelumnya sebagai asisten operasi KSAD.

Tatang boleh saja pensiun, tapi beberapa teman "letting"-nya (atau leting, istilah militer yang berasal dari kata "lichting" dalam bahasa Belanda, yakni angkatan--Red) justru mendapatkan promosi. Naik mayjen ke letjen. Hal itu terkuak dalam naskah mutasi perwira tinggi TNI yang telah beredar sejak Selasa (30/3) lalu. Namun, susunan mutasi yang memuat 402 perwira itu, belum ditandatangani Panglima TNI. Di situ tercantum tiga rekan seletting Tatang, mendapatkan promosi.

Ketiganya adalah R Wisnoe Prasetja Boedi sebagai koordinator Staf Ahli KSAD, Muhammad Effendi sebagai inspektur jenderal Mabesad (Irjenad), dan Joppye Onesimus Wayangkau sebagai komandan Pusat Teritorial Angkatan Darat (Pusterad). Sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 66 Tahun 2019 tentang Susunan Organisasi TNI, ketiga jabatan itu divalidasi dari bintang dua, naik menjadi bintang tiga.

Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/355/III/2020, tanggal 31 Maret 2020, hanya mencantumkan nama R Wisnoe Prasetja Boedi sebagai koordinator Staf Ahli KSAD. Belum ada pergeseran untuk irjenad serta komandan Pusterad. Keputusan tersebut hanya menggeser 27 perwira. Di antaranya, jabatan wakil KSAD, panglima Kodam Iskandar Muda, dan panglima Kodam Brawijaya.

Padahal dalam susunan yang beredar sebelumnya, juga memuat pergantian panglima Kostrad, sembilan panglima Kodam, dua panglima divisi infanteri Kostrad, empat asisten KSAD, dan 26 komandan Korem berpangkat brigjen. Sebagai Panglima Kostrad baru adalah Mayjen Eko Margiyono. Jabatan Panglima Kodam Jayakarta yang ditinggalkan Eko akan diisi Mayjen Dudung Abdurachman.

Bisa jadi, kemungkinan mutasi besar-besaran perwira tinggi itu akan dibagi dalam beberapa tahap. Sangat masuk akal di tengah wabah pandemi corona. Tidak mungkin serah terima jabatan dilakukan serentak, karena akan menimbulkan kerumunan. Hal ini apabila tidak dikaitkan dengan tarik-menarik kepentingan politik petinggi TNI.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement