REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Merokok tidak baik untuk kesehatan, karenanya di tengah ancaman virus Covid-19 ini mungkin menjadi momen yang tepat untuk berhenti merokok. Para ahli sepakat, perokok atau pengguna vape dinilai lebih berpotensi terpapar virus corona tipe baru.
Dokter perawatan kritis dan paru di RS Mercy Springfield, Amerika Serikat (AS), Sadaf Sohrab mengungkapkan, salah satu alasan perokok lebih mungkin tertular virus ialah karena tangan mereka terus-menerus menyentuh wajah dan mulut mereka.
"Kami tahu virus ini dapat ditularkan dari permukaan. Sebagai contoh, jika ke supermarket dan Anda menyentuh troli yang menyimpan virus, maka tangan Anda akan terpapar juga. Kemudian, saat merokok, rokok dan asapnya akan menyentuh wajah mereka beberapa kali dalam sehari," kata Sohrab seperti dilansir laman KY3, Jumat (10/4).
Sohrab mengatakan, begitu virus memasuki tubuh perokok, kemungkinan besar ia akan menyebabkan infeksi. Terlebih, para perokok dan vapers cenderung memiliki kekebalan yang lebih rendah di paru-paru.
Menurut Sohrab, orang yang merokok juga lebih cenderung memiliki penyakit, seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Penyakit bawaan itu membuat mereka lebih berpotensi terinfeksi atau meninggal karena komplikasi pernapasan akibat virus.
"Terutama jika Anda ingin sehat, tidak mau terinfeksi virus ini dan tidak berakhir di ICU, maka berhentilah merokok," kata Sohrab.
Dia memahami bahwa berhenti merokok bukan hal yang mudah. Namun, ada banyak sumber daya di luar sana untuk membantu menghentikan kebiasaan merokok. Misalnya dengan menggunakan koyok nikotin.
“Orang-orang dapat menggunakan permen nikotin. Ada obat-obatan tertentu yang dapat diresepkan dokter yang dapat membantu Anda berhenti," kata Sohrab.
Sohrab juga mendorong orang tua untuk berhati-hati dan memastikan anak-anak mereka tidak menggunakan vape, karena mereka juga berisiko lebih tinggi terkena virus bersama dengan komplikasi dari infeksi.