Sabtu 11 Apr 2020 06:30 WIB

Pakar: Kita Harus Tinggalkan Tradisi Berjabat Tangan

Pakar sarankan untuk tinggalkan tradisi berjabat tangan meski pandemi telah usai.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Presiden AS Donald Trump (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) bersalaman. Pakar penyakit menular dari AS Anthony Fauci menyarankan agar masyarakat dunia menghentikan tradisi berjabat tangan karena tangan merupakan media penyebar infeksi paling potensial.
Foto: ABC News
Presiden AS Donald Trump (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) bersalaman. Pakar penyakit menular dari AS Anthony Fauci menyarankan agar masyarakat dunia menghentikan tradisi berjabat tangan karena tangan merupakan media penyebar infeksi paling potensial.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Di tengah pandemi Covid-19, menjaga jarak fisik dan tidak berjabat tangan menjadi cara untuk mencegah paparan virus corona tipe baru. Belum lama ini, seorang pakar penyakit menular dari Amerika Serikat (AS) Anthony Fauci melontarkan gagasan baru agar masyarakat mengakhiri tradisi berjabat tangan, meskipun nanti pandemi telah berakhir.

Menurut Fauci, mengakhiri kebiasaan jabat tangan tidak hanya mencegah penularan Covid-19. Tak bersalaman juga bisa memangkas risiko tertular virus influenza secara drastis.

Baca Juga

"Jujur, di masa yang akan datang rasanya kita harus berhenti berjabat tangan lagi. Lupakan saja jabat tangan, kita harus menghentikan kebiasaan itu,” kata Fauci seperti dilansir ABC News, Jumat (10/4).

Fauci menjelaskan, di kemudian hari, umat manusia berpotensi menghadapi virus yang sama mengerikannya, seperti Covid-19. Karena itulah, gagasan dia untuk tidak berjabat tangan setiap kali bertemu dan berpisah mesti dipertimbangkan.

"Di dunia yang sempurna, ketika Anda berhadapan dengan potensi cobaan mengerikan yang kita alami sekarang, tangan adalah media penyebar infeksi paling potensial. Maka saya berharap hal itu (berhenti berjabat tangan) bisa dapat dicapai,” kata Fauci.

Di tengah pandemi, banyak orang yang kemudian mengganti jabat dengan dengan salam siku, anggukan kepala, namaste, atau ketukan kaki sebagai upaya mengekang penyebaran virus. Menurut Fauci, alternatif salam tersebut bisa digunakan di kemudian hari.

“Jika semua mulai beraktivitas secara normal. Ada satu kebiasaan yang saya tidak akan lakukan lagi, yaitu berjabat tangan. Dan semua orang juga bisa mengganti jabat tangan dengan salam lain,” kata dia.

Gagasan dari Fauci nampaknya telah memengaruhi Presiden AS Donald Trump. Sebagai seorang germafobia, yaitu fobia terhadap kuman, bakteri dan infeksi, Trump cukup terbuka dengan gagasan itu. Bahkan, bulan lalu ia membuka kemungkinan tidak berjabat tangan lagi, meski pandemi berakhir.

“Fauci mengatakan kepada saya tentang konsep untuk tidak berjabat tangan. Dia mengatakan bahwa flu akan berkurang jika kita tidak melakukan itu, jika kita tidak berjabat tangan,” kata Trump.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement