Senin 13 Apr 2020 05:11 WIB

Gelombang Kedua Wabah Ebola Dikhawatirkan Muncul

Dua kasus kematian akibat Ebola muncul di Kongo.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Indira Rezkisari
Foto yang diambil pada Ahad, 20 Mei 2018 ini menunjukkan sebuah tim dari Doctors Without Borders memakai pakaian pelindung dan peralatan untuk persiapan pengobatan pasien Ebola di rumah sakit Mbandaka, Kongo.
Foto: Louise Annaud/Medecins Sans Frontieres via AP
Foto yang diambil pada Ahad, 20 Mei 2018 ini menunjukkan sebuah tim dari Doctors Without Borders memakai pakaian pelindung dan peralatan untuk persiapan pengobatan pasien Ebola di rumah sakit Mbandaka, Kongo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Republik Demokratik Kongo sempat bernapas lega karena selama tujuh minggu tidak menemukan kasus Ebola baru. Akan tetapi, kekhawatiran akan gelombang kedua wabah Ebola kembali muncul setelah beberapa hari terakhir ini ditemukan dua kasus kematian akibat Ebola.

Sebelumnya, Republik Demokratik Kongo berencana akan segera menandai akhir dari wabah Ebola. Akan tetapi, dua hari sebelum deklarasi ini, Republik Demokratik Kongo kembali mendapati dua kasus kematian baru.

Baca Juga

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan salah satu kasus kematian tersebut menimpa seorang ahli listrik berusia 26 tahun dari wilayah timur kota Beni. Kasus kematian terbaru menimpa seorang bayi berusia 11 bulan.

Bayi berusia 11 bulan dan ahli listrik tersebut dirawat di pusat kesehatan yang sama. Hingga saat ini, belum diketahui bagaimana ahli listrik tersebut bisa terkena Ebola.

Pasien ahli listrik ini diketahui tidak memiliki kontak dengan pasien Ebola lain. Selain itu, dia juga tak memiliki riwayat terinfeksi Ebola sebelumnya sehingga kemungkinan bahwa dia mengalami kekambuhan bisa diabaikan.

Kekambuhan merupakan hal yang umum terjadi menjelang akhir dari wabah Ebola. Dan kemunculan satu kasus baru belum tentu menjadi pertanda bahwa Ebola akan kembali menyebar dengan tidak terkontrol.

Virus Ebola dapat ditularkan melalui cairan tubuh manusia dan dapat menyebabkan beberapa gejala. Gejala tersebut adalah demam, perdarahan, muntah dan diare.

Selama wabah berlangsung, Ebola telah menyebabkan kematian pada dua per tiga dari seluruh orang yang terinfeksi. Dua vaksin baru telah membantu menekan penyebaran Ebola. Akan tetapi, petugas kesehatan masih sulit menjangkau beberapa daerah karena dihadapkan dengan serangan kelompok militan, dilansir dari Independent.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement