REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perubahan radikal selama masa pembatasan sosial berdampak pada cara masyarakat mengelola rumah tangga, termasuk dalam hal daur ulang limbah. Semakin banyak orang kini telah menunjukkan minat terhadap daur ulang yang berkelanjutan.
Upaya meminimalkan limbah dan membuat keputusan penggunaan barang secara berkelanjutan itu utamanya terkait dengan keharusan menjaga jarak sosial. Pergeseran tersebut mendukung sejumlah pihak, salah satunya Capital Scraps Composting.
Perusahaan yang berbasis di Canberra, Australia, itu digagas oleh Brook Clinton. Komunitas mengumpulkan limbah makanan dan mengolahnya menjadi kompos. Menurut Clinton, imbauan tetap di rumah membuat banyak keluarga lebih sering memasak sendiri.
Dia biasanya membuat kompos limbah makanan dari sekitar 100 rumah tangga serta bisnis lokal, tapi kini jumlahnya melonjak lebih tinggi. Capital Scraps Composting mendapati peningkatan permintaan untuk perusahaan pengomposan miliknya.
"Saya pikir banyak orang memasak di rumah, luar biasa. Ini adalah bisnis yang tidak biasa dan bukan sesuatu yang dengan mudah dibayar orang, untuk melakukan pengomposan," ujarnya, dikutip dari laman The New Daily, Selasa (14/4).
Inisiatif lain yang terpengaruh yakni Lids 4 Kids. Organisasi Australia besutan Tim Miller itu mendaur ulang tutup botol plastik dan mengubahnya menjadi bahan pembuat alat bantu prostetik bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
Miller mengatakan, ada sekitar 250 titik pengumpulan plastik Lids 4 Kids di Canberra. Dengan adanya kekhawatiran seputar transmisi Covid-19, Miller mengatakan pengumpulan berhenti sementara, tetapi masih banyak orang yang menyimpan tutup botolnya di rumah.
Dia mendorong keluarga di rumah bersedia mencurahkan upaya lebih untuk membersihkan dan menyimpannya. Waktu yang cukup luang selama WFH bisa diisi dengan kegiatan menyortir, mencuci, dan menyimpan tutup botol plastik yang bisa dimanfaatkan ulang.
"Kami sudah meminta kepada semua orang untuk tidak membuangnya demi proyek ini. Bagaimanapun, plastik-plastik itu tetap tidak akan hilang dan setelah pandemi selesai, menyelamatkannya dari TPA menjadi prioritas kami," ungkapnya.