REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menanggapi banyaknya keluhan masyarakat soal pembelajaran di rumah selama masa darurat Covid-19. Nadiem mengatakan, saat ini seluruh pihak masih beradaptasi sehingga banyak muncul ketidaknyamanan.
"Jangan lupa ini semua masa adaptasi. Guru lagi belajar. Orang tua lagi belajar bagaimana meng-handle anaknya dalam rumah. Murid pun melakukan adaptasi. Dari kementerian, kita pun sedang belajar," kata Nadiem dalam konferensi pers daring, Rabu (15/4).
Ia menjelaskan, untuk mengurangi beban siswa saat masa darurat Covid-19, Kemendikbud sudah mengeluarkan sejumlah kebijakan. Beberapa di antaranya menghapus UN dan memastikan bahwa siswa tidak perlu memenuhi capaian kurikulum secara menyeluruh.
Selain itu, Kemendikbud juga membuat program di TVRI untuk membantu siswa belajar di rumah. Selanjutnya, konten-konten tersebut akan dievaluasi. Selama beberapa hari program itu tayang, Kemendikbud menerima berbagai macam timbal balik. "Semangat kami sangat tinggi untuk memperbaiki program ini," kata dia menambahkan.
Lebih lanjut, Nadiem juga mengatakan, kondisi krisis seperti ini merupakan kesempatan untuk melakukan eksperimen. Salah satunya adalah memberi fleksibilitas sekolah terkait menggunakan dana BOS. Pada masa darurat Covid-19, dana BOS boleh digunakan untuk membeli pulsa internet bagi siswa dan guru.
Kelak, Nadiem ingin melihat apakah memberikan kebebasan seperti ini akan menghasilkan dampak yang baik atau buruk. Ia juga meminta maaf apabila masih ada hal yang membuat orang tua dan siswa kesulitan.
"Saya enggak bisa bayangin di beberapa daerah betapa sulitnya. Tapi, inilah proses kita belajar bersama, untuk bersama-sama gotong royong memberikan umpan balik dan terus meng-improve masing-masing kapabilitas kita," kata dia lagi.