REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Sebuah kajian ilmiah terhadap donor darah di Belanda menunjukkan bahwa sekitar tiga persen di antaranya telah mempunyai antibodi virus corona. Temuan itu berasal dari hasil studi yang belum dipublikasikan oleh bank darah Sanquin.
Ketua Lembaga Kesehatan Nasional (RIVM) Jaap van Dissel memaparkan hasil kajian tersebut dalam pertemuan di parlemen, Kamis. Ia mengatakan bahwa persentase itu mengindikasikan angka populasi Belanda yang mungkin telah terpapar virus corona.
"Kajian ini menunjukkan tiga persen masyarakat Belanda telah mengembangkan antibodi di dalam tubuhnya untuk melawan virus corona," ungkap Van Dissel.
Dengan jumlah populasi Belanda sebanyak 17 juta jiwa, Van Diessel menjelaskan bahwa sekian ratus ribu orang telah punya antibodi corona di tubuhnya. Menurut laman nltimes, Sanquin telah menguji sampel darah dan plasma dari donor asal Belanda untuk melihat apakah mereka pernah terinfeksi virus corona.
Hasil awal menunjukkan keberadaan antibodi yang berbeda dalam kelompok umur. Sebanyak 3,6 persen donor darah dari generasi muda berusia antara 18 dan 20 tahun (688 individu) memiliki antibodi Covid-19.
Persentase itu berkurang seiring bertambahnya usia donor. Tidak ada antibodi yang ditemukan di antara donor antara usia 71 dan 80, meskipun jumlah donor dalam kelompok usia itu juga jauh lebih rendah, yakni hanya 10 orang.
Hingga saat ini, 28.158 kasus positif Covid-19 dilaporkan terjadi di Belanda. Sejauh ini, hanya mereka yang sakit parah dan juga para petugas medis yang bisa menjalani tes untuk memastikan apakah terjangkit virus tersebut.
Lebih lanjut, Sanquin mengumumkan bahwa pihaknya akan melakukan tes pada 10 ribu sampel per pekan. Akan tetapi, pihaknya hanya akan menyampaikan hasilnya kepada RIVM.