REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melakukan kunjungan ke pabrik PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) di Cikarang Tengah, Bekasi, pada Jumat, (17/4). Kunjungan itu bertujuan melihat perkembangan pembangunan pabrik.
Selain itu, BKPM dan HMMI pun berdiskusi terkait upaya memastikan perusahaan asal Korea Selatan tersebut bisa menyelesaikan semua target sesuai jadwal. Perlu diketahui, proyek Hyundai senilai 1,55 miliar dolar AS ditargetkan selesai pada 2030 dan akan menyerap 3.720 tenaga kerja dalam dua tahap pembangunan.
Bahlil mengatakan, Indonesia dan Korea Selatan memiliki komitmen tegas memfasilitasi seluruh investor asal Korea yang ada di Tanah Air. Termasuk pembangunan pabrik mobil Hyundai yang direncanakan dalam kurun waktu dua tahun.
“Komitmen pendirian pabrik ditandatangani pada saat saya mendampingi Presiden Joko Widodo ke Korea tahun lalu. Hari ini kita lihat jelas, sekalipun di tengah pandemi COVID-19, tetapi mereka mampu menjalankan proyeknya, tentu dengan memperhatikan SOP oleh pemerintah," tutur Bahlil melalui siaran pers pada Jumat, (17/4).
Seharusnya, kata dia, proyek Hyundai itu dijadikan contoh bagi industri atau investor lain yang tengah menjalankan usaha di Indonesia. "Jadi di tengah Covid-19 bukan berarti usahanya tidak jalan, semuanya jalan,” tuturnya.
Bahlil juga meminta komitmen Hyundai agar tidak terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) para karyawannya di tengah wabah ini. BKPM meyakinkan Hyundai, proyek tersebut penting tetap berjalan, demi mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia terus bergerak.
Dirinya mengatakan, awalnya akan segera dilakukan groundbreaking pabrik, namun ditunda karena pandemi Covid-19. “Tapi saya sangat mengapresiasi karena Hyundai tetap menargetkan akan sudah berproduksi pada Desember 2021. Kita akan menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang akan menghasilkan mobil listrik. Kita harus dukung,” tegas Bahlil.
Presiden Hyundai Asia Pasific Lee Young Tack menyampaikan, perusahaan memahami kondisi sekarang tengah sulit dihadapi, baik oleh Indonesia maupun dunia. Hanya saja semua rencana perseroan akan tetap dijalankan tanpa penundaan.
“Karena dukungan yang kuat dari pemerintah Indonesia, terutama BKPM, tidak ada masalah dalam proyek kami. Terima kasih banyak. Kami akan menjalankan proyek ini sesuai yang direncanakan, dan akan mulai berproduksi pada Desember 2021," ujar Lee Young Tack.
Bagi Hyundai, Indonesia merupakan negara penting. Sebab potensi dan kapasitasnya sangat besar.
Indonesia akan menjadi basis pusat produksi pertama Hyundai di kawasan Asean. "Kami akan ekspor juga ke negara-negara Asia Pasifik,” kata dia.
Sebagai informasi, Hyundai berencana memulai produksi komersialnya pada Desember 2021 dengan kapasitas tahunan 150 ribu unit. Ditargetkan mencapai 250 ribu unit per tahun ketika mencapai kapasitas penuh.
Selain untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal Indonesia. Perusahaan akan pula mengekspor produknya ke pasar utama di kawasan Asia Pasifik, terutama Vietnam, Thailand, Malaysia, serta Filipina.