Sabtu 18 Apr 2020 06:17 WIB

Dr Zhong Nanshan, Sang Pahlawan China Lawan Virus Corona

Dr Zhong Nanshan dikenal luas ketika China dan dunia melawan wabah SARS.

Dr Zhong Nanshan
Foto: China.org
Dr Zhong Nanshan

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Elba Damhuri

Pada awal wabah virus corona, Presiden Xi Jinping mendeklarasikan diri sebagai pemimpin tertinggi China melawan virus corona di Negeri Tirai Bambu. Pidato Presiden Xi yang terkenal menyebutkan bahwa kesehatan dan keselamatan manusia yang paling utama saat ini.

Baca Juga

Presiden Xi boleh menjadi pemimpin tertinggi perang lawan corona di China. Namun, ada satu nama yang kemudian menjadi sangat tenar dan begitu dibanggakan rakyat China. Dia adalah Dr Zhong Nanshan, seorang dokter paru-paru dan ahli pernapasan, berusia 83 tahun.

Dr Zhong dikenal luas ketika China dan dunia melawan wabah SARS pada 2002 dan 2003. Dr Zhong mengembangkan pengobatan untuk pasien SARS yang sempat menimbulkan kontroversi. Banyak pasien SARS sembuh dari cara pengobatan Dr Zhong, tetapi kemudian meninggalkan beberapa pasien dengan masalah tulang yang melemah.

Dr Zhong memiliki andil besar dalam penyembuhan dan penghentian wabah SARS. Peran besar ini yang kemudian membuat Pemerintah China di bawah komando Presiden Xi meminta Dr Zhong turun tangan atasi masalah wabah corona di Wuhan.

Beijing mengangkat Dr Zhong sebagai penasihat pemerintah melawan pandemi corona di China. Sejak pengangakatan itu, dimulailah kiprah pria penyuka gym kelahiran 20 Oktober 1936 itu.

Pada 20 Januari 2020, Dr Zhong membuat pernyataan pers yang menimbulkan perdebatan. Menurut dia, virus corona bisa menyebar dari manusia ke manusia.

Dr Zhong Nanshan memaparkan bukti bahwa ada dua orang di Provinsi Guangdong di selatan China terinfeksi virus corona dari anggota keluarganya. Beberapa petugas medis dilaporkan juga positif mengidap pneumonia berat terkait virus corona yang telah bermutasi itu. Temuan itu sekaligus menjelaskan faktor yang memicu kenaikan tajam dalam jumlah korban virus corona baru.

Namun, pernyataan ini dibantah keras sejumlah pejabat lokal di China termasuk di Wuhan. Banyak dokter juga menolak asumsi Dr Zhong karena tidak ada bukti untuk meyakinkan bahwa penyebaran virus corona antarmanusia terjadi.

Wali Kota Wuhan Zhou Xianwang termasuk yang menolak keras asumsi Dr Zhong. Para pejabat kesehatan lokal juga ikut menyembunyikan informasi terkait bahaya virus corona ini.

Dr Zhong dengan ketegasan dan ketulusannya membantu rakyat China berbicara dengan sangat mengejutkan di televisi nasional. "Pejabat lokal telah menutupi keseriusan wabah corona. Penularan menyebar dengan cepat di antara orang-orang. Dokter sekarat dan semua orang harus menghindari kota."

Mantan ketua Asosiasi Dokter China ini menyebut Wali Kota Wuhan sebagai seorang pembohong. Padahal, Zhou selain wali kota juga sebagai salah satu petinggi Partai Komunis China. Namun, Dr Zhong tidak takut menyuarakan kebenaran demi rakyat.

Pernyataan Dr Zhong menjadi titik balik yang sangat penting dalam memerangi wabah corona di Wuhan dan China. Kurang dari tiga hari setelah peringatan Dr Zhong disiarkan, Wuhan yang berpenduduk 11 juta di-lockdown.

Pemerintah China mengunci kota, mencegah siapa pun memasuki atau meninggalkan Wuhan. Pemerintah memberlakukan peraturan ketat tentang pergerakan di dalamnya. Semua logistik dasar ditanggung Pemerintah China.

"Wabah pneumonia akibat infeksi virus corona jenis baru yang terjadi belakangan ini di Wuhan dan daerah lainnya harus ditangani dengan serius," kata Presiden Xi Jinping dalam pernyataan publik perdananya terkait krisis ini pada akhir Januari lalu.

Beijing memberikan hak tinggi dan tanggung jawab besar kepada Dr Zhong. Semua informasi penting tentang wabah harus melalui dokter yang alumni Universitas Kedokteran Beijing dan Sekolah Kedokteran Universitas Edinburgh itu.

Para pejabat lokal termasuk pejabat kesehatan yang menutupi informasi awal wabah virus corona dihukum dan diberi sanksi tegas. Keterbukaan informasi menjadi kunci penting di sini.

Dalam pembelaannya pada sebuah wawancara di CCTV, Wali Kota Zhou beralasan sebagai pejabat pemerintah daerah, dia harus menunggu otorisasi menyampaikan informasi.

Pembelaan ini terkait juga dengan kasus Dr Li Wenliang, seorang dokter di Wuhan yang pertama kali membunyikan alarm bahaya virus corona. Dr Li mengunggah pesannya ini yang menjadi viral.

Dr Li ditegur polisi dan diminta untuk menandatangani surat "kritik-diri" dengan tuduhan mengganggu ketertiban umum. Dr Li meninggal karena Covid-19, yang memicu kemarahan publik China. Saat bicara Dr Li, Zhong menyebut dia sebagai seorang pahlawan, dengan berlinang air mata.

Wabah ini menunjukkan berbahayanya kontrol informasi yang berlebihan. Tata kelola informasi yang bersifat top-down pun membuat tingkat krisis wabah tidak bisa dipahami dengan baik.

Dr Zhong: Virus Corona Bukan dari Wuhan

Salah satu pesan kontroversi Dr Zhong, terutama terkait dengan tudingan-tudingan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, adalah asal-usul virus corona di Wuhan. Pada konferensi pers Februari lalu, Dr Zhong mengatakan, meskipun pertama kali muncul di Kota Wuhan, virus ini bisa saja tidak berasal dari Wuhan.

Pernyataan ini kemudian banyak digunakan untuk mendukung kampanye bahwa militer AS lah yang membawa virus ini ke China. Sebuah tuduhan yang bertolak belakang dari yang dikatakan Presiden Trump.

AS dan Presiden Trump menuduh China memproduksi virus corona di sebuah laboratorium di Wuhan. Dalam bebrapa kesempatan, Presiden Trump selalu mengulangi tuduhan ini.

Lockdown Kota Wuhan Dibuka

Dr Zhong telah bertindak sebagai penyeimbang, memberikan pesan yang sebagian besar membesarkan hati rakyat China. Di media-media China ia digambarkan sebagai tokoh kakek yang berjuang untuk rakyat.

Beberapa media menerbitkan gambar dia tertidur di kereta ketika kembali dari kunjungan ke Wuhan. Hal ini menggambarkan Dr Zhong sebagai pahlawan rakyat yang berjuang untuk mengalahkan virus.

Zhong kemudian membuat pernyataan meyakinkan publik bahwa pejabat China kini telah transparan dalam menangani virus corona baru. Berbeda dengan dokter lain yang memprediksi virus corona mencapai puncaknya pada Mei atau Juni, Zhong mengajukan prediksi optimistis yakni pada Februari di China.

Ia meyakinkan setelah puncak corona tidak akan ada lagi peningkatan penyebaran corona dalam skala besar. Untuk skala global, Zhong memprediksi pandemi virus corona akan berakhir pada Juni. Zhong mengatakan, jumlah kasus pasien tanpa gejala dan terinfeksi ulang dari luar Cina lebih rendah dibandingkan pasien yang pulih.

Per 8 April lalu Kota Wuhan tidak dikunci lagi. Kehidupan menuju normal kembali dimulai.

Wuhan pertama kali di-lockdown pada akhir Januari menjelang perayaan Tahun Baru Imlek. Praktis, tidak ada kemeriahan dan keceriaan pada Tahun Baru Imlek di Wuhan dan di seluruh China.

Para pekerja sebagian sudah kembali ke kantor-kantor. Pedagang sudah membuka kembali toko-tokonya. Warung-warung kopi buka dan suara mesin kopi kembali terdengar.

Bioskop sudah beroperasi. Warga Wuhan sudah bisa menikmati jalan-jalan keliling kota meski tetap harus memakai masker dan surat kesehatan.

Keyakinan dan kerja keras Dr Zhong bersama tim dan dukungan hebat Pemerintah China telah memberikan hasil luar biasa bagi perang melawan corona di Wuhan dan China.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement