REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pariwisata menjadi salah satu korban yang terkena akibat penyebaran virus korona. Kondisi ini tidak menutup akal bagi industri wisata Kepulauan Faroe yang baru bangkit untuk tetap berjalan.
Dengan bantuan teknologi, pulau ini mengembangkan pariwisata dengan memanfaatkan pemandu wisata yang dapat mewakili kegiatan wisatawan. Pengguna web dapat mengatur pemandu wisata di kehidupan nyata untuk melakukan perjalanan di sekitar kota-kota pelosok kepulauan terpencil dan pulau-pulau vulkanik sekitarnya.
"Jika Anda meminta mereka untuk pergi ke kiri, mereka pergi ke kiri. Jika Anda meminta mereka untuk melompat, mereka melompat. Jika Anda meminta mereka berlari, mereka lari," kata juru bicara dewan pariwisata, Levi Hanssen.
Inovasi ini dimaksudkan untuk mempertahankan minat wisatawan global di pulau-pulau Atlantik Utara. Cara ini menjadi alternatif bagi orang-orang yang ingin melihat dan berwisata, tetapi harus tetap berada di dalam rumah.
"Anda semacam mengendalikan orang ini dan memutuskan apa yang ingin Anda lihat dan ke mana Anda ingin orang ini pergi," ujar Hanssen.
Pemandu lokal menggunakan helm yang telah terpasang kamera, ketika memberikan tur, dia akan memberikan komentar kepada peserta web dari jarak jauh. Pemandu akan melintasi wilayah semi-otonom Denmark.
Hanssen mengatakan, hampir 50.000 orang telah bergabung dalam tur empat jam pertama, yang ditawarkan secara gratis. Sebagian besar peserta mencoba menggunakan satu slot berdurasi satu menit untuk mengendalikan pemandu.
Tur dimulai sejak 15 April dan akan berjalan hingga 25 April. Mereka akan disiarkan di situs web dewan turis dan di akun Facebook dan Instagram-nya.
Setelah mendapatkan sambutan meriah, dewan pariwisata Kepulauan Faroe mempertimbangkan cangkupan yang luas. Sebelumnya tur hanya mengunjungi kota terbesar kedua di wilayah itu, Klaksvik, dan lokasi-lokasi indah lainnya.
Perjalanan virtual ini direncanakan dapat digunakan dalam tur kayak, menunggang kuda, dan lainnya. "Kami akan mencoba dan melihat apakah kami bisa naik helikopter dan melihat apakah kami bisa membuat orang mengarahkan pilot," kata Hanssen.
Kepulauan Faroe adalah kepulauan vulkanis berbatu 18 pulau yang menampung 50.000 orang, yang sebagian besar tinggal di Torshavn, ibu kota kepulauan. Perikanan dan akuakultur adalah industri tradisional yang sebelumnya berkembang, tetapi pariwisata telah dikembangkan dalam lima tahun terakhir.
Sejak itu, sekitar 120.000 orang berkunjung pada tahun 2019. Industri pariwisata terhenti setelah pihak berwenang mendesak para wisatawan untuk tidak datang hingga setidaknya 1 Mei.
"Idenya adalah untuk membangkitkan selera orang dan membuat mereka ingin datang dan mengalami ini dalam kehidupan nyata," kata Hanssen mengungkapkan alasan pembuatan wisata virtual yang dapat dikendalikan tersebut.