Ahad 19 Apr 2020 17:42 WIB

Tips Bertahan di Tengah Pandemi Bagi Pekerja 'Serabutan'

Selain berhemat dan mengubah strategi bisnis, jangan lupa untuk terus berbagi.

Bekerja freelance
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Bekerja freelance

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi covid berdampak terhadap ekonomi. Bagi kelompok yang disebut pekerja serabutan seperti pekerja harian, pebisnis start up (usaha rintisan), serta UKM lainnya, tetap dituntut untuk bisa survive di tengah masa sulit ini.

Apalagi pada beberapa daerah yang telah dinyatakan masuk status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akibat wabah penyakit menular. Menjadikan ruang gerak untuk pekerja serabutan menjadi makin sempit karena diharuskan tinggal di dalam rumah untuk jangka waktu yang tidak sebentar.

Baca Juga

Praktisi Keuangan Keluarga & Pendamping Bisnis UMKM Baratadewa Sakti P memberikan tips agar pekerja serabutan mampu bertahan di tengah ujian yang sulit ini.

Berbelanja Sesuai Realita Kebutuhan Keluarga

Realita kebutuhan keluarga yang menjadi prioritas pertama untuk dibeli dalam memenuhi kebutuhan selama proses tanggap darurat. Tetap harus diingat serta menjadi prinsip bahwa barang-barang yang perlu dipenuhi ini tak boleh dibeli melebihi kebutuhan selama tinggal. Hal ini penting agar menjaga kondisi stok barang di pasar tetap tersedia bagi saudara-saudara kita lainnya.

Hentikan Pengeluaran yang tidak penting

Hentikan saat ini juga pengeluaran untuk jajan, rekreasi, penyaluran hobi, bahkan untuk berinvestasi pun sebaiknya perlu ditunda sementara. Prinsipnya, pada saat dituntut mampu bertahan dalam kondisi sulit ini, kita harus segera menghentikan godaan berupa bisikan keinginan dan pengeluaran yang sifatnya bukan kewajiban.

Ciptakan kebiasaan baru yang murah

Ciptakan kebiasaan baru yang murah pada situasi sulit ini menjadi hal yang perlu dilakukan untuk meminimalisiasi rasa jenuh. Kuncinya adalah pada kreativitas dan inovasi.

Dalam kondisi normal, Anda tentu dapat mengajak anak-anak bermain di wahana permainan anak yang tersedia di mall atau pasar malam. Pada saat ini, Anda dapat mendesain permainan baru bagi anak-anak secara sederhana namun tetap menyenangkan.

Contoh mudah adalah mengajari anak membuat mainan dari kardus bekas, atau dapat juga Anda temukan inspirasi lainnya melalui surfing di channel youtube.

Tetap Jualan Melalui Media Online

Agar keuangan Anda tetap dapat diandalkan pasca situasi sulit ini usai, maka perlu  tetap berjualan dengan metode yang mungkin berbeda dengan cara jualan yang selama ini biasa dilakukan dalam kondisi normal yaitu dengan berjualan online.

Negosiasi Ulang Semua Pengeluaran Bisnis

Sampaikanlah pemberitahuan kepada semua rekanan bisnis terkait kondisi saat ini. Meskipun Pemerintah telah menyampaikan status tanggap darurat, namun pemberitahuan Anda kepada atas pengeluaran bisnis yang akan jatuh tempo di masa sulit ini, membuat rekanan bisnis Anda memiliki cukup waktu untuk segera mengubah strategi bisnisnya.

Sebab jika mereka tak diberitahu, boleh jadi mereka merasa bahwa keuangan Anda baik-baik saja, dan jika tidak dilakukan, maka hal ini berpotensi menjadi bumerang terhadap bisnis Anda di kemudian hari.

Tambah Alokasi Dana Darurat

Dana darurat pada saat sulit menjadi hal yang sangat diperlukan oleh siapapun termasuk kawan-kawan serabutan. Salah satu cara menambah alokasi dana darurat adalah dengan jalan menjual aset yang kurang penting seperti perhiasan yang tak dipakai.

Siapkan Anggaran untuk Berbagi

Merujuk pada penelitian Shanjiv Chopra, seorang Profesor medis dari Harvard Medical School, berkata bahwa secara ilmiah, kebiasaan berbagi merupakan salah satu faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap indeks kebahagiaan seseorang.

Berdasarkan salah satu hasil penelitian ilmu psiko-neuroimunologi (ilmu yang mengeksplorasi hubungan antara pikiran, otak, dan sistem imun tubuh) yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine pada tahun 1991. Dalam penelitian tersebut, ada sekelompok ilmuwan yang mengadakan survei kepada sejumlah orang yang diminta memakai obat semprot hidung.

Beberapa dari obat tersebut mengandung virus demam ringan dan sisanya hanya mengandung garam. Ternyata perlakuan ini kemudian membuat orang-orang yang menjadi obyek penelitian tidak tahu kandungan mana yang mereka akan dapatkan.

Hasilnya, mereka yang pikirannya stres, mengalami gejala flu. Di sisi lain, mereka yang tidak terlalu stres atau yang lebih easy going akan dapat melawan virus tersebut, terlepas dari usia, berat badan, pola diet, dan faktor lainnya.

Mereka yang memiliki kemampuan untuk melawan virus, terjadi karena pada saat seseorang merasa bahagia, tertawa atau santai, tubuh kemudian memproduksi hormon seperti serotonin, dopamin, relaksin, atau oksitosin yang akan menguatkan imun tubuhnya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement