Selasa 21 Apr 2020 06:03 WIB

Perayaan Hari Kartini Sebelum Indonesia Merdeka

Kini, perayaan Hari Kartini itu entah ke mana.

 RA Kartini
Foto: Wikipedia
RA Kartini

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Priyantono Oemar

Selain menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional, Keppres No 108 Tahun 1964 itu juga menetapkan hari lahir 21 April, sebagai Hari Kartini. Namun, perayaan Hari Kartini sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka.

Pada 1936 misalnya, perayaan Hari Kartini telah dilakukan oleh Kepanduan Bangsa Indonesia. Di halaman Neutrale Schakelschool, Blitar, perayaan dilakukan dengan menyalakan api unggun pada 18.30-21.00. Di rumah Wedana Kediri, organisasi Putri Utomo juga merayakan Hari Kartini secara sederhana.

Tujuh tahun sebelumnya, 21 April 1929, di Solo diadakan perayaan 50 Tahun Kartini. Perayaan diadakan di Sekolah van Deventer pada malam hari dihadiri PAH Mangkunegoro VII. Perayaan diadakan oleh Solosche van Deventervereniging. Foto besar Kartini dibingkai dalam pigura emas –sebagai penanda angkar emas-- dipajang di tempat acara itu. Motif dekorasi keraton menghiasi pintu masuk.

Di Magelang pada 1939, perayaan Hari Kartini diadakan oleh sebuah kepanitiaan yang melibatkan berbagai organisasi perempuan yang ada di Magelang. Sembilan organisasi perempuan di Magelang, atas prakarsa Rukun Wanito bersepakat membentuk panitia bersama. Perayaan diisi dengan ceramah tentang sejarah hidup Kartini, tentang gerakan perempuan, dan tentang kedudukan perempuan di masyarakat.

Di tahun-tahun berikutnya, perayaan diadakan oleh kepanitiaan yang melibatkan banyak organisasi. Surabaya memulai perayaan dengan kepanitiaan seperti ini pada 1941. Sebelumnya masing-masing organisasi mengadakan perayaan dengan mengundang organisasi lain untuk meramaikan acara.

Bunga Kartini dijual di acara ini, hasil penjualan digunakan untuk kepentingan sekolah-sekolah Kartini. Pada pagi hari, acara perayaan melibatkan anak-anak dan malam harinya perayaan untuk orang tua.

Setelah kemerdekaan, pada 1948, murid-murid perempuan sekolah menengah pertama di Salatiga merayakan Hari Kartini di pagi hari. Sore harinya, perayaan melibatkan kaum perempuan dewasa dihadiri Kardinah, adik RA Kartini dan dihadiri pula isitri Asisten Residen.

Ceramah dengan kehidupan Kartini digelar dan paduan suara dari para remaja perempuan ditampilkan untuk menghibur hadirin. Bunga Kartini juga dijual untuk kepentingan amal sosial.

Pada 1949, perayaan Hari Kartini di Surabaya dilakukan dengan menggelar parade yang melibatkan anak-anak, kompetisi memasak, ceramah, dan pertunjukan seni. Tiket pertunjukan dijual seharga satu gulden sudah termasuk pajak, hasilnya digunakan untuk pemberantasan buta huruf.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement