REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang (FK UMM) belum lama ini melakukan pengambilan sumpah profesi terhadap 55 dokter. Bedanya, kegiatan ini dilakukan secara dalam jaringan (daring) melalui konferensi video.
Dekan FK UMM Meddy Setiawan menyatakan, pelaksanaan sumpah dokter secara daring tak lepas dari pandemi Covid-19. Situasi ini menyebabkan munculnya anjuran pembatasan fisik atau jaga jarak. Sebagai akademisi dan institusi kesehatan, sudah selayaknya pihaknya menaati dan mendukung imbauan tersebut guna memutus mata rantai penularan Covid-19. "Dan kita harus memberi contoh pada masyarakat untuk mencegah penularan Covid-19 ini," ucap Meddy.
Meski dilakukan secara daring, Meddy memastikan acara tetap berlangsung hikmat. Apalagi, FK UMM tetap menghadirkan tiga perwakilan calon dokter di Aula Kampus II. Sementara itu, calon dokter lainnya mengambil sumpah secara bersamaam dari rumah masing-masing.
"Karena mereka menganut agama berbeda sehingga sumpah ini juga dihadiri oleh tiga rohaniwan, yaitu Muslim, Katolik, dan Protestan," katanya dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (21/4).
Wakil Rektor I UMM Profesor Syamsul Arifin mengatakan, persentase kelulusan uji kompetensi mahasiswa program pendidikan dokter (UKMPPD) cukup baik. Tak hanya yang mengikuti computer based test (CBT), tetapi juga objective structured clinical examination (OSCE). Oleh sebab itu, FK UMM meluluskan 100 persen calon dokternya dengan jumlah terbanyak, yakni 55 orang. "Mudah-mudahan para dokter baru dapat bermanfaat bagi bangsa, terutama di tengah kondisi seperti ini," kata Syamsul.