Selasa 21 Apr 2020 14:11 WIB

Keracunan Cairan Pembersih Meningkat di Masa Lockdown AS

Kasus keracunan akibat paparan cairan pembersih meningkat di AS selama lockdown.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Reiny Dwinanda
Kasus keracunan akibat paparan cairan pembersih meningkat di AS selama lockdown. (Ilustrasi)
Foto: WHO
Kasus keracunan akibat paparan cairan pembersih meningkat di AS selama lockdown. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Amerika Serikat (AS) saat ini menjadi pusat dari pandemi virus corona (Covid-19). Sejumlah negara bagian di AS pun tengah menerapkan kebijakan lockdown (karantina wilayah) guna menahan penyebaran infeksi Covid-19.

Ironisnya, di tengah masa lockdown ini, AS mencatat peningkatan dalam laporan keracunan yang tidak disengaja dari pembersih dan disinfektan.

Baca Juga

Dalam satu kasus, seorang balita mengalami pusing dan kemudian jatuh serta kepalanya terbentur setelah minum cairan hand sanitizer di botol besar. Di tempat lain, seorang wanita menderita batuk dan mengi yang mengkhawatirkan saat sedang merendam belanjaannya di wastafel berisi pemutih, cuka dan air panas.

Dilansir AP, Selasa (21/4), para peneliti meyakini, keracunan pembersih itu terkait dengan pandemi corona. Menurut laporan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS pada Senin (20/4), keracunan seperti itu naik sekitar 20 persen dalam tiga bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama pada 2018 dan 2019.

Para penulis dalam laporan itu mengatakan, mereka tidak dapat membuktikan bahwa virus corona mendorong peningkatan akan kasus keracunan pembersih tersebut. Akan tetapi, mereka menyimpulkan bahwa keduanya sepertinya terkait, mengingat jumlah pemesan yang tinggal di rumah saat wabah dan adanya panduan untuk membersihkan tangan serta permukaan yang kotor.

Laporan itu didasarkan pada lebih dari 45 ribu panggilan baru-baru ini ke-55 pusat pengendalian racun di seluruh negeri. Kasus keracunan itu melibatkan paparan bahan kimia pembersih atau disinfektan.

Periode yang sama pada 2019 mencatat sebanyak 38 ribu panggilan semacam itu, sementara 2018 mencatat sebanyak 39 ribu panggilan. Disebutkan, sekitar 40 persen dari panggilan tahun ini adalah terkait keracunan pada anak-anak usia lima tahun atau lebih muda. Namun, laporan itu juga menunjukkan adanya peningkatan keracunan di semua kelompok umur.

Cairan pemutih merupakan bagian terbesar dari peningkatan laporan keracunan secara keseluruhan. Akan tetapi, untuk anak-anak kecil, CDC melaporkan kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh kecelakaan yang melibatkan disinfektan non-alkohol dan hand sanitizer.

Dalam hal ini, CDC memperingatkan agar tidak menggunakan pembersih lebih banyak dari yang dianjurkan. Masyarakat juga diseurkan tidak mencampurkan banyak produk bersama-sama atau menggunakannya di area yang berventilasi buruk.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement