Rabu 22 Apr 2020 15:36 WIB

50 Tahun Hari Bumi, Apa Saja yang Terjadi di Bumi Kita? (2)

Dalam 50 tahun terakhir, pulau-pulau buatan dan daratan buatan bermunculan.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Dwi Murdaningsih
Deretan bangunan yang berada di kawasan Pulau D hasil reklamasi, di kawasan pesisir Jakarta, Senin (17/6/2019).
Foto: Antara/Galih Pradipta
Deretan bangunan yang berada di kawasan Pulau D hasil reklamasi, di kawasan pesisir Jakarta, Senin (17/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada 22 April 1970 Hari Bumi Pertama diperingati setelah dikampanyekan oleh seorang Senator dari Wisconsin, AS, Gaylord Nelson. Kampanye tersebut sukses besar membuka mata masyarakat akan ancaman terbaru bagi bumi, yakni polusi dan kerusakan lingkungan alam.

Semenjak saat itu, Hari Bumi telah diperingati oleh masyarakat di berbagai belahan dunia dan kini sudah mencapai 50 tahun. Apa saja yang telah terjadi selama 50 tahun?

Baca Juga

Munculnya Pulau dan Daratan Buatan

Dalam 50 tahun terakhir, pulau-pulau buatan dan daratan buatan bermunculan. Hal ini terjadi di berbagai belahan dunia dan dilakukan oleh berbagai negara.

Di Jakarta, Indonesia pemerintah melakukan upaya reklamasi untuk menciptakan pulau - pulau baru. Singapura juga melakukan reklamasi untuk memperluas wilayah daratannya. Untuk mempromosikan pariwisata pantai, pemerintah Dubai juga membangun sejumlah besar pulau buatan di sepanjang pantai, total 2,5 juta kaki persegi.

Migrasi Masyarakat

Pasang surut migrasi manusia dari negara ke negara juga turut membentuk pola kehidupan. Pada 2020-an, hampir 260 juta manusia tinggal di luar negara aslinya atau sekitar 3 persen dari total populasi dunia.

Migran global berjumlah kurang dari 100 juta pada tahun 1960-an, dan meskipun jumlahnya telah meningkat secara substansial sejak itu, migran merupakan sebagian kecil dari 7,6 miliar orang di dunia saat ini.

Data dari 50 tahun terakhir migrasi internasional menunjukkan ada berbagai alasan manusi berpindah negara. Namun, 10 persen migran di antaranya terpaksa mengungsi, kebanyakan mencari kehidupan yang lebih baik dan bergerak hanya jika mereka mampu.

 

Perkembangan Pesat Teknologi Informasi dan Komunikasi

50 tahun terakhir telah ditandai oleh kemajuan luar biasa dalam sains dan inovasi. Dulu, sangat sedikit manusia yang memiliki ponsel. Dulu, mobil yang dapat berkendara sendiri mungkin hanya ada di film - film fiksi dan internet belum terbayangkan.

Saat ini, kita bahkan tidak ingat kapan terakhir kali kita tidak menggunakan ponsel dalam sehari. Hampir 3,5 miliar orang di seluruh dunia menggunakan internet secara konstan.

Di zaman modern, informasi juga telah menjadi lebih mudah diakses dari sebelumnya. Kita bisa mendapatkan apa pun yang kita inginkan dalam satu klik. Namun, hampir semua dari kita memiliki informasi yang berlebihan.

Ada email dan pesan di jejaring sosial untuk dijawab, video YouTube untuk ditonton, majalah dan buku untuk dibaca - dan itu hanya sisi maya kehidupan. Kelebihan informasi adalah salah satu tantangan terbesar bagi orang modern.

Pola komunikasi juga mengalami perubahan besar. Media sosial menghancurkan batas-batas komunikasi bagi orang dari berbagai belahan dunia.

Populasi yang Menua

Dunia semakin menua. Orang yang berusia 60 tahun ke atas merupakan 12 persen dari populasi global. Ini adalah kelompok yang paling cepat berkembang dan pada tahun 2050, jumlah itu dapat meningkat hingga hampir 22 persen.

Populasi yang menua adalah hasil dari perkembangan ilmiah dan sosial selama bertahun-tahun. Nutrisi yang lebih baik, perawatan kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan ekonomi membuat hidup orang lebih lama dan lebih sehat dari tahun ke tahun.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya