REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 berdampak ke industri perfilman dan sinetron di Indonesia. Adanya anjuran jaga jarak dan tetap di rumah membuat produksi sinetron dan film tak lagi bisa dilakukan.
Achi TM, penulis skenario film televisi (FTV), termasuk salah satu yang terdampak adanya pandemi ini. Bekerja secara freelance, ia resah karena tak lagi mendapatkan honor karena FTV-nya tak produksi.
“Sebagai freelancer, para penulis skenario itu kan mendapatkan honor yang tidak tetap. Kalau misalnya program banyak jalan ya banyak honornya. Kalau misalnya nggak ada program, ya otomatis honornya berhenti,” ungkap Achi kepada Republika.co.id, Senin (27/4).
Achi telah menulis naskah skenario untuk televisi dan film sejak 2007 lalu bersama dengan suaminya. Ia memandang, kondisi pandemi inilah yang paling berdampak pada penurunan pendapatannya.
Saat menulis skenario sinetron stripping di sebuah rumah produksi pada Maret lalu, pembayaran honor kepadanya mulai tersendat. Lalu, seiring berjalannya waktu, semakin banyak orang yang mulai terjangkit Covid-19, maka mulai bermunculan pula kabar yang menyebutkan produksi syuting diberhentikan.
“Pertama karena pemain yang bermasalah, nggak mau syuting karena takut Covid-19. Kedua, syutingnya juga diberhentikan oleh pihak keamanan, karena tidak boleh ada kerumunan dan keramaian,” ungkap Achi.
Sebab, menurut Achi, biasanya proses syuting melibatkan sekitar 15 kru di luar pemain. Belum lagi jika pemain sinetron itu merupakan artis yang mengundang warga.
Jika artis kenamaan syuting, biasanya warga ikut berkerumun untuk menonton. Oleh karenanya, proses syuting pun mulai diberhentikan pada pertengahan Maret lalu.
Akibatnya, beberapa skenario FTV yang telah selesai direvisi dan siap masuk ke proses produksi atau syuting pun harus ditunda. “Karena nggak syuting, maka honor pun nggak turun,” kata dia.
Achi dan beberapa teman penulis skenario yang lain pun pada akhirnya mengandalkan tabungan untuk melanjutkan hidupnya. Hanya saja, dia tak yakin tabungannya itu bisa menjamin hidupnya dalam jangka waktu yang lama.
“Sebagai freelancer, supaya bertahan hidup ya kami menabung. Tapi paling bertahan dua bulan hingga tiga bulan. Kalau misalnya produksi syuting masih tidak ada, kami sudah tidak ada pemasukan lagi,” tutur Achi.