REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim peneliti dari India berhasil menemukan entitas kimia baru (NCE) yang dinilai berpotensi dikembangkan menjadi obat untuk pasien Covid-19. NCE ini ditemukan oleh tim peneliti dari Shiv Nadar University di Greater Noida.
Berdasarkan studi, NCE ini berpotensi untuk dikembangkan menjadi obat yang dapat menyembuhkan sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) pada pasien Covid-19. NCE ini juga dinilai dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit lain yang disebabkan oleh virus corona, seperti sindrom pernapasan akut berat (SARS) dan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS).
"Kami berharap pendekatan terapeutik ini akan memberikan solusi untuk penyakit yang berkaitan dengan ARDS," kata Prof Dr Subhabrata Sen dari Departemen Ilmu Kimia di Shiv Nadar University, seperti dilansir Times Now News.
Dalam pernyataan resmi, pihak universitas mengungkapkan, molekul baru ini berhasil ditemukan setelah melalui penelitian panjang selama berbulan-bulan. Dalam penelitian ini, tim peneliti melakukan konseptualisasi terhadap modulator molekul kecil dari serangkaian reseptor hormonal pada manusia.
Tim peneliti juga berupaya untuk mengetahui bagaimana mereka bertautan dengan reseptor potensial di paru-paru yang berperan sebagai jalan masuknya SARS-CoV-2 maupun virus corona lain penyebab SARS dan MERS. Sebagai tambahan, tim peneliti juga menganalisis kondisi patofisiologis paru-paru selama mengalami kegagalan napas.
Salah satu upaya yang dilakukan tim peneliti adalah investigasi yang luas terhadap spesimen paru-paru dari pasien-pasien yang diketahui positif Covid-19 secara retrospektif. Berdasarkan data-data yang terkumpul, tim peneliti merancang sebuah proyek yang bertujuan untuk membantu meringankan kondisi ARDS.
Saat ini tim peneliti telah mendaftarkan paten untuk melindungi NCE temuan mereka. Molekul baru ini sedang dalam proses pengujian ke tahap selanjutnya. Pada tahap ini, tim peneliti akan menguji molekul baru tersebut kepada hewan percobaan untuk mengukur efikasinya.
Tim peneliti mengatakan, terapi baru yang mereka kembangkan berpotensi untuk melindungi paru-paru dari Covid-19. Selain itu, terapi baru ini juga dinilai dapat mengatasi cedera paru-paru yang sudah telanjur terjadi pada pasien Covid-19.
Hal ini tentu akan sangat bermanfaat, khususnya pada kasus-kasus penggunaan ventilator tidak banyak membantu sebagian pasien Covid-19 dengan ARDS. ARDS merupakan salah satu komplikasi yang mungkin dialami oleh pasien Covid-19. Dilansir FOX News, ARDS merupakan penyebab utama kematian pada pasien-pasien yang terinfeksi Covid-19.