Kamis 30 Apr 2020 03:35 WIB

Kapan Usia Paling Tepat Mengajarkan Anak Berpuasa?

Sebagian orang mungkin tidak tahu kapan waktu yang tepat mengajarkan anak puasa.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Sebagian orang mungkin tidak tahu kapan waktu yang tepat mengajarkan anak puasa (Foto: ilustrasi anak berpuasa)
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Sebagian orang mungkin tidak tahu kapan waktu yang tepat mengajarkan anak puasa (Foto: ilustrasi anak berpuasa)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berpuasa Ramadhan merupakan salah satu ibadah wajib bagi umat Muslim yang sudah akil baligh atau dewasa. Oleh karena itu, orang tua biasanya mulai mengajarkan anak berpuasa sebelum anak mencapai usia tersebut.

Sebagian orang mungkin tidak tahu kapan waktu yang tepat untuk mulai mengajarkan anak-anak mereka berpuasa. Dalam pandangan medis, anak-anak sebaiknya baru diajarkan berpuasa setelah memasuki usia di atas tujuh tahun.

Baca Juga

"Anda dapat mulai mengajari anak Anda berpuasa ketika ia sudah berusia di atas tujuh tahun," kata dokter spesialis anak konsultan nutrisi metabolik dari RS Pondok Indah dr Cut Nurul Hafifah SpA(K) dalam pernyataan yang diterima Republika.co.id, Kamis (30/4).

Cut menjelaskan bahwa berpuasa dapat mengubah kondisi tubuh seorang anak. Setelah berpuasa selama enam jam, tubuh anak akan mulai memecah cadangan gula dalam tubuh atau glikogen untuk menjaga kadar gula dalam darah.

"Apabila puasa dilanjutkan hingga mencapai 16 jam maka perlahan cadangan glikogen akan habis," kata Cut menambahkan.

Dalam kondisi ini, tubuh anak akan menggunakan lemak di dalam tubuh sebagai sumber energi. Protein akan menjadi komponen terakhir yang akan dipakai sebagai sumber energi bila puasa terus berlanjut.

Semakin kecil usia seorang anak, semakin sedikit pula cadangan glikogen yang dimiliki. Kondisi inilah yang membuat anak berusia di bawah tujuh tahun lebih berisiko mengalami hipoglikemia bila berpuasa. Hipoglikemia merupakan kondisi ketika kadar gula darah di dalam tubuh lebih rendah dari normal.

Alasan lainnya, anak berusia di bawah tujuh tahun lebih rentan mengalami kekurangan cairan. Perubahan pola tidur akibat bangun sahur juga bisa berdampak pada kemampuan anak tersebut di sekolah.

Cut menilai usia di atas tujuh tahun merupakan momen yang tepat untuk mulai mengajarkan anak berpuasa. Pada usia ini, dampak kesehatan yang tak diinginkan akibat berpuasa semakin jarang ditemui.

Semakin beranjak besar, risiko hipoglikemia juga semakin berkurang pada anak. Dalam usia ini, anak-anak juga sudah lebih mampu untuk menahan lapar dan haus.

"Suatu penelitian di Qatar menunjukkan performa akademik anak berusia 12 tahun yang sedang berpuasa juga cukup baik," kata Cut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement