Jumat 01 May 2020 03:58 WIB

Penting Menumbuhkan Empati Anak Sejak Dini

Orang tua bisa melatih anak untuk peduli pada masa pandemi.

Anak-anak beraktivitas saat tidak keluar rumah di Medan, Sumatera Utara, Sabtu (4/4).
Foto: Antara/Septianda Perdana
Anak-anak beraktivitas saat tidak keluar rumah di Medan, Sumatera Utara, Sabtu (4/4).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Wisnu Widjanarko mengingatkan pentingnya menumbuhkan empati dan kepedulian sosial anak sejak usia dini.

"Berempati bukan sebatas berhenti pada membayangkan kondisi orang lain, tapi orang tua bisa melatih anak untuk peduli," katanya di Purwokerto, Kamis (30/4).

Dosen komunikasi keluarga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman itu menambahkan bahwa untuk menumbuhkan empati dan kepedulian sosial anak, kata dia, orang tua bisa bisa memberikan contoh kepada anak.

"Misalkan, pada masa pandemi ini orang tua bisa mengajak anak bersama-sama berdonasi dalam rangka tanggap pandemi. Anak yang sudah memiliki uang saku atau tabungan, bisa diajak menyisihkan sebagian untuk berbagi. Bukan soal besaran donasinya, tapi anak dilatih untuk bertindak, itu jauh lebih punya dampak nyata," katanya.

Dengan demikian, kata dia, anak sejak kecil dilatih untuk memiliki kepekaan, peduli dengan sesama dan terbiasa untuk memberi.

"Melalui pendekatan komunikasi, dengan pesan yang mudah dicerna, melalui interaksi yang hangat untuk mewujudkan makna kebajikan, maka sesungguhnya keluarga bisa menjadi madrasah atau sekolah kehidupan, di mana orang tua berkesempatan untuk mendidik anak tentang nilai-nilai kemanusiaan," katanya.

Dia menambahkan pada masa pandemi di mana banyak kegiatan dilakukan di dalam rumah maka besar kemungkinan anak akan mengalami rasa bosan.

"Ketika anak merasa bosan di rumah, dan ingin bermain di luar, kita mengingatkan kepada anak bahwa apa yang dianggap membosankan itu sesungguhnya yang didambakan oleh banyak orang. Berada di rumah adalah ‘kemewahan’ tersendiri dengan segala keterbatasan, karena rumah menjadi benteng pertahanan yang aman dalam menghadapi pandemi," katanya.

Dia menambahkan ada juga kemungkinan anak merasa bosan dengan makanan yang dinilai kurang variatif selama periode berdiam di rumah.

"Ketika anak mungkin merasa bosan dengan makanan yang boleh jadi tidak lebih variatif dari hari-hari biasanya, orang tua dapat mengingatkan banyak di luar sana yang karena pandemi kehilangan pekerjaan sehingga berpikir keras untuk mengatur ulang pola konsumsinya," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement