Ahad 03 May 2020 00:07 WIB

Pendidikan Indonesia Belum Sesuai Desain Ki Hadjar Dewantara

Covid 19 Tunjukan Pendidikan Indonesia Belum Sesuai Desain Ki Hadjar Dewantara

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Bayu Hermawan
Sejumlah murid sekolah dasar mengikuti proses belajar di rumah melalui siaran televisi akibat pandemi COVID-19 (ilustrasi)
Foto: ASEP FATHULRAHMAN/ANTARA FOTO
Sejumlah murid sekolah dasar mengikuti proses belajar di rumah melalui siaran televisi akibat pandemi COVID-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun ini diperingati di tengah pandemi Covid 19. Wabah virus corona,rubah drastis, karena proses belajar mengajar tidak lagi dilakukan secara langsung, namun melalui daring karena kebijakan physical distancing.

Pengamat Pendidikan dari Center for Education Regulations and Development Analysis (CERDAS) Indra Charismiaji mengatakan, Hardiknas tidak bisa terlepas dari sosok Bapak Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara yang tanggal kelahirannya diperingati sebagai Hardiknas itu sendiri. Ki Hadjar mengatakan ada 3 sentra (pusat) pendidikan: rumah, sekolah, dan masyarakat. 

Baca Juga

Ki Hadjar juga mengatakan bahwa setiap orang adalah guru dan setiap rumah adalah sekolah. Ketika terjadi pandemi, peran 'guru' tak hanya dipegang oleh guru di sekolah, namun oleh orang tua maupun kerabat siswa yang terpaksa harus belajar di rumah. Namun dunia pendidikan di Indonesia mengalami efek kejut dari Covid 19 ini. Masyarakat dan pemerintah sempat tergagap menghadapi dampak Covid 19 di dunia pendidikan.

"Pandemi Covid 19 ini membuktikan bahwa pendidikan kita belum seperti yang di desain oleh Ki Hajar Dewantara sebagai salah satu pendiri bangsa ini. Tidak heran jika kualitas pendidikan kita menjadi salah satu yang terendah di dunia," kata Indra saat dihubungi Republika.co.id pada Sabtu (2/5)

Maka itu, Indra pun mengatakan, Hardiknas di tengah pandemi ini harus menjadi pengingat agar pendidikan Indonesia dikembalikan ke konsep awal seperti yang diajarkan oleh Ki Hadjar Dewantara. "Bagaimana membuat pendidikan terpusat di 3 sentra tersebut," ujarnya.

Menurut Indra, pemerintah harus bisa memasukkan rumah, sekolah, dan masyarakat dalam desain pendidikan nasional. Tiga unsur itu harus masuk dalam UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Implementasinya pun harus dikawal ketat.

Keterbatasan teknologi kerap dijadikan alasan penyebab sulitnya kegiatan belahat mengajar di tengah pandemi Covid 19 di Indonesia. Namun, Indra mengingatkan bahwa Ki Hadjar Dewantara telah menyampaikan desain pendidikannya jauh sebelum era digital.

"Ki Hadjar Dewantara menyampaikan hal tersebut jauh sebelum ada teknologi digital seperti internet. Jadi bukan masalah teknologinya tapi filosofi dan fondasi pendidikan nasional kita yang sudah sangat bergeser dari cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa," tegasnya.

Ki Hadjar Dewantara sendiri pernah menulis bahwa pendidikan harus tetap berjalan dan mampu beradaptasi dalam kondisi apapun. Salah satunya ditunjukkan Ki Hadjar dalam "Mimbar Indonesia Nomor 2 Tahun 5, 13 Januari 1951"

"Sifat pendidikan itu ada bermacam-macam, berhubung dengan rupa rupanya keadaan, baik dalam alam maupun dalam peri kehidupannya manusia di masing masing negeri... Sifat yang bermacam-macam itu tidak berada dalm keadaan yang tetap, tetapi terus menerus berganti - ganti berhubung dengan pengaruh kodrat dan keadaan yang selalu berganti-ganti pula," tulis Ki Hadjar Dewantara.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement