REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Muchamad Nabil Haroen menyatakan relaksasi atau pelonggaran penerapan PSBB harus dikaji secara matang, dengan beberapa pertimbangan strategis. Gus Nabil, panggilan akrabnya menyatakan pemerintah harus merujuk pada tujuan utamanya, yakni menjaga nyawa, keamanan dan kesejahteraan rakyat.
Hal tersebut ia katakan terkait wacana pemerintah yang sedang mengkaji mengenai relaksasi penerapan PSBB, hal ini rencananya dilakukan agar masyarakat tidak stress dan terkekang di tengah pandemi."Memang PSBB menjadikan ekonomi melambat, yang pada akhirnya berdampak pada sirkulasi keuangan dan pendapatan warga. Ini yang harus dikaji, bagaimana mengelola ketahanan pangan, pendapatan warga, sekaligus penanganan medis," tutur dia, Senin (4/5).
Ia menambahkan Jikapun ada relaksasi PSBB diberlakukan, harus ada peraturan ketat terkait penjarakan fisik (physical distancing) dan social distancing, serta pentingnya memakai masker. Jadi, warga harus diberitahu kita berada dalam kehidupan dengan pola baru, dengan mengutamakan kesehatan.
Ia juga meminta masyarakat menghentikan pembicaraan teori konspirasi Covid-19. Nabil meminta masyarakat untuk membangun pola komunikasi yang sehat.
" Saat ini, beredar teori konspirasi terkait Covid-19. Ada yang mengaitkan bahwa virus berasal dari China, Amerika Serikat dan bahkan Yahudi. Ini harus dihentikan, dan masyarakat jangan sampai terprovokasi. Kita perlu hidup dengan pola komunikasi yang sehat," ungkap dia.