REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Awal tahun ini banyak pertunjukan yang dibatalkan karena corona. Namun, masyarakat tetap mendapat sajian pertunjukan yang nyata yang dapat dinikmati tanpa harus meninggalkan rumah karena pertunjukan itu terdapat di langit.
Bulan lalu para penggemar skywatching telah dimanjakan oleh pemandangan Venus dan gugusan bintang Pleiades. Bulan ini, giliran bulan yang tampil memesona. Pekan ini masyarakat akan kembali mendapat suguhan supermoon yang unik.
Supermoon yang unik ini disebut dengan flower moon. Super flower moon diperkirakan mulai terlihat utuh pada Kamis (7/5). Hal ini juga diperkirakan menjadi kehadiran supermoon terakhir pada tahun ini.
Pada tanggal itu, super flower moon masuk pada fase penuh dan tepat berada di seberang matahari. Kehadiran super flower moon ini dapat dinikmati selama beberapa hari mulai 5 Mei hingga 8 Mei.
Menurut Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), super flower moon ini sekaligus menjadi penampilan bulan purnama terbesar ketiga pada tahun 2020. Penampilan paling unik dapat ditemukan saat bulan berada pada garis horison atau cakrawala.
Peneliti senior National History Museum Amerika, Jackie Faherty PhD, mengatakan, pada momen tersebut masyarakat dapat menikmati dua efek unik sekaligus. "Pertama, bulan akan terlihat dalam warna yang indah. Pada momen tertentu, bulan akan mengalami pergantian warna mulai dari merah muda hingga kuning," kata Jackie.
Kedua, pada momen itu bulan juga menghadirkan ilusi optik yang mengecoh. Saat itu bulan jadi terlihat seakan terlihat lebih besar dibanding biasanya.
Supermoon merupakan kondisi ketika bulan berada pada titik terdekat dengan bumi. Bulan pun terlihat seakan lebih besar dan lebih terang. Rata-rata jarak bulan ke bumi adalah 238 ribu mil. Namun, saat supermoon jaraknya bisa hanya 221 ribu mil dari bumi.
Dalam setahun, biasanya supermoon terjadi tiga hingga empat kali. Setelah super flower moon pada Mei ini, supermoon diperkirakan baru akan terlihat lagi pada April 2021.