REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Pandemi corona di China mulai mereda, namun hal itu belum terjadi sepenuhnya di sejumlah negara lainya. Hal ini pun masih memberikan dampak bagi pasar otomotif di beberapa negara. Dampak yang paling signifikan itu terjadi pada April 2020.
Dilansir dari Car Advice pada Selasa (5/5), dampak negatif terbesar terjadi di India. Pada April, tak ada satu pun mobil baru yang terjual di negara tersebut.
Hal ini terjadi karena pemerintah India memberikan instruksi agar pabrik dan dealer mobil tidak beroperasi selama masa pandemi. Otomatis, tiga pemain besar di India seperti Maruti Suzuki, Hyundai dan Mahindra pun terpaksa sama sekali tak dapat melakukan aktivitas penjualan pada April.
Di bulan yang sama, penurunan signifikan juga terjadi di sejumlah negara. Dua negara lain yang mengalami penurunan yang paling besar adalah Italia dan Prancis. Berdasar hasil rekapitulasi, penjualan mobil di Italia anjlok hingga 98 persen dan di Prancis anjlok 89 persen.
Sementara itu, di Amerika Serikat (AS) kondisnya sudah menunjukan adanya sedikit pemulihan. Mengingat, pada Maret, penjualan di AS sempat anjlok hingga 80 persen namun pada Apriil diperkirakan penurunan yang terjadi hanya sekitar 40 hingga 60 persen.
Hal serupa pun diperkirakan juga terjadi di Australia setelah pemerintah setempat memberikan kelonggaran selama pandemi. Namun hingga saat ini belum dapat dipastikan berapa penjualan yang terjadi di Australia pada April.
Sejumlah pakar pun melihat bulan ini pemulihan mulai terjadi di sejumlah negara. Tantangan berikutnya ada di sisi produsen. Karena, jika pemulihan sudah terjadi maka pabrikan harus dapat segera melakukan pemenuhan kebutuhan tersebut.
Apalagi, sejumlah negara seperti Italia dan Jerman saat ini telah mengizinkan aktivitas penjualan. Sedangkan pabrikan yang beroperasi di Inggris, Prancis dan Spanyol saat ini masih menunggu keputusan kapan aktivitas penjualan dapat kembali dilakukan.