Selasa 05 May 2020 15:30 WIB

Zakat Bisa Mendorong Penguatan Keimanan

Zakat memiliki semangat solidaritas untuk kemanusiaan.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Zakat Bisa Mendorong Penguatan Keimanan
Foto: dok. Republika
Zakat Bisa Mendorong Penguatan Keimanan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Ekonomi Syariah, Irfan Syauqi Beik berpendapat, peran zakat dalam menaikkan derajat umat bisa dilihat dari sisi kelompok yang mampu atau memiliki kewajiban membayar zakat dan sisi kelompok yang menerima zakat atau tidak mampu.

Dari sisi muzakki, zakat bisa mendorong penguatan keimanan masyarakat dan munculnya semangat solidaritas sosial yang tinggi. Semangat solidaritas ini sebetulnya salah satu nilai luhur dari kemanusiaan.

Baca Juga

"Ini akan melahirkan kepedulian, semangat saling menjaga, juga melahirkan komitmen untuk senantiasa berbagi dan memastikan bahwa saudara-saudara dan tetangganya semuanya berada dalam kondisi yang baik," ujarnya belum lama ini.

Pria yang juga menjabat sebagai Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) ini menyebut, jika kesadaran kolektif seperti ini muncul, maka tidak akan lagi terdengar orang meninggal karena kelaparan.

Dari sisi mustahik, zakat membantu meningkatkan keimanan mustahik. Keyakinan bahwa ukhuwah dan kepedulian menjadi suatu realitas yang dapat mereka lihat dan nikmati.

Kepedulian yang diperlihatkan dapat melahirkan semangat bagi mereka, pun mendorong untuk terus mendoakan para muzakki. Maka ketika kedermawaan para muzakki digabung doanya para dhuafa, ini bisa menadi sumber kekuatan yang luar biasa.

Zakat juga disebut bisa menjadi peluang dalam mengakselerasi kehidupan. Kehidupan mustahik bisa naik kelas. Suatu saat ketika mereka menjaid muzakki, semangat yang ia terima serta rasakan sebelumnya bisa terus ditularkan.

"Aspek kecemburuan sosial bisa diminimalisir dengan zakat. Kesenjangan sosial itu alami, tapi ketika kesenjangan ini terjadi karena desain atau sistem yang tidak adil, maka ini bisa melahirka kecemburuan sosial berujung konflik horizontal. Ini harus diminimalisir," ucapnya.

Lembaga amil yang bertugas menghimpun dan mengelola zakat memiliki peran untuk menciptaka program yang inovatif, kreatif, dan memiliki dampak luar biasa. Islam menekankan, zakat harus disalurkan melaui amil, karena peranya yang penting dalam menciptakan berbagai program dan sistem agar semua potensi umat bisa dibangkitkan.

Dalam Alquran, posisi ibadah zakat selain sebagai pilar penting ajaran agama, juga menjadi antitesa dari riba. Zakat merupakan salat satu instrumen ekonomi, yang jika dimaksimalkan, bisa menjadi salah satu penompang ekonomi maysarakat.

Terakhir, ia menyebut pengelolaan zakat yang baik adalah yang didasarkan kepada nilai-nilai keislaman, amanah, profesionalitas, kejujuran. Amanah dan profesionalitas adalah dua hal yang menjadi kunci. Dalam realitanya, mendefinisikan ini harus didasarkan bagaimana membangun sistem yang baik.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement