Rabu 06 May 2020 00:40 WIB

Dokter: Jangan Tunda Imunisasi Anak Terlalu Lama

Pelaksanaan imunisasi rutin tetap harus memperhatikan protokol kesehatan pandemi.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Yudha Manggala P Putra
Perawat mengantarkan bayi yang memakai pelindung muka atau face shield.
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Perawat mengantarkan bayi yang memakai pelindung muka atau face shield.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang tua dianjurkan untuk tidak menunda terlalu lama imunisasi rutin pada anak sesuai usianya. Sebab imunisasi dinilai penting dalam membuat antibodi anak terhadap bakteri atau virus penyebab penyakit seperti difteri hingga rubella. Meski begitu, pelaksanaan imunisasi haruslah tetap memperhatikan protokol kesehatan yang diberlakukan, khususnya di masa pandemi Covid-19.

Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Anak dan Bersalin (RSAB) Harapan Kita Endah Citraresmi mengatakan, pada prinsipnya imunisasi berguna untuk mencegah anak sakit karena banyak kuman yang bisa menyebabkan buah hati jatuh sakit.

"Tidak hanya sakit ringan, kuman ini juga bisa mengakibatkan kecacatan bahkan kematian. Jadi kami tidak menganjurkan (pelaksanaan vaksin) ditunda terlalu lama sehingga anak jadi tidak terproteksi," ujarnya saat webinar RSAB Harapan Kita, Selasa (5/5).

Bahkan pihaknya menganjurkan imunisasi dilakukan tepat waktu. Apalagi, ia menyebutkan salah satu keuntungan diterapkannya PSBB dan tinggal di rumah adalah kasus kesakitan pada anak turun karena berkurangnya interaksi pada anak yang menyebabkan penularan penyakit.

Ia menyebutkan, ini menjadi kesempatan orang tua yang juga berada di rumah ketika memiliki waktu senggang untuk membawa buah hatinya untuk menjalani imunisasi rutin ke fasilitas pelayanan kesehatan. Sebab, ia menyebut kalau pelaksanaan imunisasi ini ditunda terlalu lama maka itu bisa membahayakan anak dan bisa terinfeksi virus atau bakteri karena vaksin itu membuat antibodi pada anak.

Ia mencontohkan wabah penyakit difteri beberapa waktu lalu. Ia mengungkap, sebenarnya penyakit ini sudah lama tidak muncul di Tanah Air, namun karena masyarakat banyak yang banyak tidak memberikan anaknya vaksin ini maka penyakit ini kembali menjadi wabah dua tahun lalu.

Ia khawatir jika penundaan imunisasi rutin kembali terulang, ia khawatir anak memang tidak terkena Covid-19 melainkan penyakit lain seperti rubella, difteri, campak. "Makanya kalaupun memang menunda imunisasi jangan terlalu lama. Begitu sempat ya imunisasi karena vaksin penting untuk menjaga imun tubuh," katanya.

Kendati demikian, ia meminta masyarakat memperhatikan beberapa hal sebelum mengantar anaknya imunisasi. Pertama, ia meminta jangan menggunakan angkutan umum melainkan naik kendaraan pribadi.

Selain itu, ia meminta para pengantar atau orang tua memakai masker dan tetap menjaga jarak di ruang tunggu rumah sakit. Ia menambahkan, biasanya di RS memiliki kebijakan anak sakit yang dipisahkan dengan anak sehat. Pemisahan ruangan ini, dia melanjutkan, menjadi skrining anak supaya terhindar dari infeksi.

"Kami juga menganjurkan supaya jangan semua masuk ruang vaksin anak, batasi yang ada di ruang periksa. Ini dilakukan supaya anak bisa imunisasi tepat waktu dan menurunkan risiko tertular corona," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement