Rabu 06 May 2020 05:42 WIB

Eucalyptus Diklaim Berpotensi Sebagai Antivirus Corona

Eucalyptus dianggap memiliki potensi sebagai obat alternatif penyakit infeksius.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nora Azizah
Eucalyptus dianggap memiliki potensi sebagai obat alternatif penyakit infeksius (Foto: ilustrasi riset antivirus)
Foto: Antara/Umarul Faruq
Eucalyptus dianggap memiliki potensi sebagai obat alternatif penyakit infeksius (Foto: ilustrasi riset antivirus)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) tengah melakukan riset bersama untuk menemukan potensi antivirus dari tanaman eucalyptus. Seperti diketahui, tanaman ini merupakan penghasil minyak atisiri.

Minyak atsiri dan berbagai ekstrak tanaman eucalyptus dianggap memiliki potensi sebagai obat alternatif untuk pengobatan banyak penyakit infeksius. Termasuk penyakit yang disebabkan oleh beberapa virus seperti virus influenza dan bahkan virus corona.

Baca Juga

“Riset ini dilakukan oleh Balitbangtan melalui tiga unit pembantu teknis. Balai Besar Penelitian Veteriner, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, serta Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian. Riset bersama ini untuk membuktikan kemampuan beberapa tanaman herbal termasuk membuktikan potensi antivirus eucalyptus terhadap beberapa virus," Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry, Selasa (5/5)

Fadjri menjelaskan, meskipun dalam hasil riset ini belum menggunakan virus Covid-19 dalam pengujiannya, hasil telusur ilmiah serta riset daya antivirus eucalyptus yang dilakukan Balitbangtan dapat memberikan informasi ilmiah berbasis riset kepada masyarakat tentang potensi eucalyptus sebagai antivirus yang diharapkan juga dalam membantu mencegah penyebaran Covid-19.  

Menurutnya, hasil penelitian bisa dapat menjadi harapan baru bagi masyarakat Indonesia untuk memanfaatkan eucapyptus dalam mencegah infeksi virus. Yang nantinya diharapkan dapat juga untuk digunakan mencegah paparan virus Covid-19.

"Penelitian dan pengembangan lanjutan akan terus dilakukan dengan menggandeng berbagai pihak, sehingga akan memperoleh hasil yang lebih optimal," ujarnya.

Kepala Balai Besar Penelitian Veteriner, Indi Dharmayanti, menuturkan, virus yang diuji termasuk virus influenza H5N1, Gammacorona dan Betacoronavirus Clade 2a sebagai model dari virus corona yang diuji secara in vitro.

Alphacoronavirus dan Betacoronavirus secara umum menginfeksi mamalia, sedangkan Gammacoronavirus dan Deltacoronavirus dapat menginfeksi unggas, burung liar, babi, paus dan lumba-lumba.

Hasil riset yang dilaksanakan di laboratorium BSL level 3 milik Balai Besar Penelitian Veteriner menunjukkan bahwa eucalyptus dapat di manfaatkan sebagai antivirus dengan efektivitas membunuh virus 80-100 persen tergantung jenis virus.

“Termasuk terhadap virus Corona yang digunakan serta virus influenza H5N1," ujarnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement